Tulang yang sedang dalam masa pertembuhan serta energi yang besar membuat anak – anak kerap mengalami patah tulang. Tahukah anda bahwa penangannan patah tulang yang tidak tepat resiko membuat anak cacat? Dr Komang Agung.,Sp.Ot (K) mengulasnya untuk anda.
Menurut data Rumah Sakit Orthopedi Traumatologi (RSOT) Surabaya, pasien patah tulang pada anak cenderung meningkat pada masa liburan sekolah. Kasusnya biasanya adalah patah tulang pada alat gerak atas, yaitu bagian siku, lengan bawah, dan selangka (tulang bahu). Umumnya, terjadi saat anak- anak tersebut bermain.
Tulang anak- anak sama seperti ranting pohon yang masih muda
patah jika diberikan beban yang lebih berat. Lain halnya dengan ranting pohon
yang telah berumur puluhan tahun. kabar baiknyya adalah, tulang anak- anak juga
memiliki proses penyembuhan yang cepat di bandingkan tulang dewasa.
“Jika di tangani dengan baik dan tepat, patah tulang pada anak dapat sembuh dalam waktu tiga minggu saja,’’jelas dr Komang. ”Sebaiknya, jika terlambat di tangani, maka anak akan mengalami kecacatan seperti gangguan fungsi gerak, alat gerak mengecil, dan gangguan pertumbuhan.’’
Untuk itulah Dr Komang menghimbau agar para orang tua tidak menyepelekan patah tulang anak-anak mereka. Hal pertama yang harus dilakukan jika anak mengalami patah tulang adalah memasang spalk ( bidai/gendongan) pada area tulang yang patah, kemudian segera mencari dokter.
Penanganan dokter sesegera mungkin sangat penting mengingat
kondisi patah tulang berbeda-beda, sehingga di perlukan penanganan tepat sesui
kondisi patah tulang. Untuk kasus patah tulang yang tidak parah diperlukan
imobilisasi dengan gips, berbeda dengan patah tulang kondisi tulang bergeser
dengan patah dimana perlu dilakukan perbaikan dengan menggunakan pen atau
kawat.
“Ada juga kondisi patah tulang gawat darurat. Patah tulang terbukanya msalnya,ketika ada luka dan darah,sebaiknya segera mencari dokter karena patah tulang berhubungan dengan udara luar, dan mengingatkan resiko infeksi.’jelas dr komang. ”Kondisi lain adalah patah tulang yang disertai dengan keluarnya stuktur sendi dari tempat normal. Kenapa gawat darurat? Karena kalau tidak segera ditangani semdi jadi lengket semua dan anak kecil bisa cacat. ‘’
Selain itu juga terdapat patah tulang dengan gangguan saraf dan pembuluh darah. Di RSOT, Penanganan patah tulang dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien juga tidak perlu menunggu. Bukan hanya itu saja RSOT mengerti bahwa infeksi dapat berisiko terhadap pasien sehingga RSOT Menyediakan tiga ruang operasi yang berbeda sesuai kondisi pasien. ”RSOT Didekasikan untuk kelainan tulang dan sendi dengan sefty sebagai prioritas kami,’’ujar dr Komang. Dengan prosentase penanganan 99% sempurna, RSOT memiliki UGD 24 Jam dengan dokter jaga 24 jam. Jika kondisi patah tulang diperlukan perbaikan dengan menggunakan implant terbaik bekerjasama dengan perusahaan jerman dan swiss sehingga kesembuhan pasien lebih terjamin lebih cepat.
Selama ini osteoporosis identik dengan orang tua. Faktanya, pengoroposan tulang padat menyerang siapa saja, termasuk mereka yang berusia muda. Penelitian Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) menggunakan, satu dari empat wanita Indonesia dengan rentang usia 50-80 tahun memiliki resiko osteoporosis. Dan, resiko wanita empat kalo lebih tinggi di bandingkan laki-laki.
APA ITU OSTEOPOROSIS ?
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya massa tulang dan
gangguan stuktur tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi patah.
Masa tulang manusia di pengaruhui oleh faktor ginetik dengan
kontribusi dari nutrisi, keadaan endokrin, aktivitas fisik, dan kondisi
kesehatan saat masa pertumbuhan. Proses pembentukan tulang dengan memilihara
kesehatan tulang dapat dikatagorikan sebagai program pencegahan,yang secara
kontinyu mengganti tulang yang lama dengan tulang yang baru.
Kehilangan massa tulang menjadi saat keseimbangan proses
pembentukan tulang terganggu,sehingga penyerapan tulang lebih banyak dari
perpembentukan tulang baru. Ketidakseimbangan ini biasanya terjadi padaaaa
orang lanjut yang mengalami emepouse. Kehilangan massa tulang dapat mengubah
mikro-arsitek jaringan tulang dan mengingatkan resiko patah tulang.
PENYEBAB OSTEOPOROSIS
Usia, Jenis kelamin dan ras merupakan faktor penentu utama
dari massa tulang dan resiko patah tulang. Osteoporosis dapat juga terjadi pada
orang lanjut usia.
Selama masa anak-anak dan dewasa muda, pembentukan tulang
jauh lebih cepat di bandingkan dengan kerusukan tulang. Titik puncak massa tulang
tercapai pada usia sekitar 30 tahun, dan setelah itu mekanisme resorfasi tulang
menjadi lebih jauh cepat di bandingkan dengan pembentukan tulang. Penurunan massa tulang yang cepat akan menyebabkan
kerusakan pada mikroastitektur tulang khususnya pada tulang trabecular.
GEJALA
Penyakit Osteoporosis di juluki sebagai silent Epidemic
Disaese, Karena menyerang secara diam-diam, tanpa adanya tanda-tanda
khusus,sampai terjadi patah tulang. Osteoporosis juga dapat terjadi pada
anak-anak yang disebut Juveline Idiopatic Osteoporosis dan belum diketahui
sebabnya.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Faktor resiko seseorang untuk mengalami osteoporosis yang
tidak dapat diubah antara lain,jenis kelamin (Wanita lebih resiko mengidap
osteoporosis di bandingkan pria), riwayat keluarga,gangguan hormonal dan ras.
PENCEGAHAN
OSTEOPOROSIS sebenarnya dapat dicegah sejak dini dengan membudayakan perilaku hidup sehat,yaitu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhui kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,rendah lemak, dan kaya kalsium(1000-1200 mg kalsium perhari ). Berolahraga secara teratur,tidak merokok,dan tidak mengkonsumsi minuman berakhohol.
Secara umum,Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang di
tandai oleh menurunnya masaa atau kepadatan tulang. Pengukuran massa tulang
tersebut dapat dilakukan dengan metode Bone Mass Density (BMD) angak 0 pada
hasil BMD dapat di artikan bahwa orang tersebut memiliki massa tulang yang
normal. Sementara jika angka-1 hingga-2 menunjukan kondisi osteopenia atau
pre-osteoporosis,dimana jika tidak di tangani dengan baik. Maka sekitar lima
hingga sepuluh tahun ke depan dapat di pastikan akan masuk pada osteoporosis.
“Osteoponia itu zona kuning. Jika hasil BMD-Nya menunjukan
-2,5 itu sudah zona mrah atau osteoporosis. Semakin tinggi tingkat
osteoporosisnya maka semakin tinggi resiko patah tulangnya. Terbentur sedikit
saja patah tulang.” terang dr Tanjung A.Sangkai,Sp.OT. Menguntip sebuah
literature,Dr Tanjung mengungkapkan bahwa resiko patah tulang mengikuti tingkat
kepadatan tulangnya. Jika hasil BMD Menunjukan angka-1,maka resiko patah
tulangnya meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan kepadatan tulang yang
normal. Hasil BMD -2 berarti resiko patah tulangnya empat kali llebih besar
,begitu seterusnya”Bahkan saya pernah menangani pasien yang patah tulang
belakangnya hanya karena mobil yang di tumpanginya melewati polisi tidur atau
gundukan. Ada juga yang karena gelap,kakinya sedikit saja menendang kaki
meja,sudah patah.”ujar dr Tanjung.
Untuk itu, tingkat awareness terhadap osteoporosis, ini
sangat penting. Sebab, banyak orang yang tidak merasa menghidap osteoporosis
dan baru menghantuinya setelah terjadi patah tulang.
Patah tulang karena osteoporosis ini umumnya terjadi di 3
tempat yakni tulang belakang,tulang pinggul,dan tulang pada perhgelangan
tangan.Sebab,Pada saat jatuh,ketiga bagian inilah yang biasa di gunakan untuk
menyangga badan.
Kasus patah tulang pada ketiga tempat tersebut juga kerap
terjadi pada orang tua yang sebagian besar Karena terpeleset di kamar mandi dan
di anak tangga. Biasanya terpeleset dengan posisi miring kemudian terkena
tulang di bagian pinggul atau posisi terduduk yang mengakibatkan patah tulang
belakang. Kejadian paling ringan adalah bertumpu dengan tanagan yang
mengakibatkan tulang pergelangan tangannya patah.
Lanjut Dr Tanjung menunturkan,penangan pada fraktur atau
patah tulang pada pasien yang mengalami osteoporosis ini lebih sulit
dikarenakan sudah porotik atau keropos. Namun, sebagai rumah sakit yang concern
di bidang orthopedic dan traumatologi, RSOT memiliki banyak dokter ahli dan
peralatan penunjang untuk mengatasi hal tersebut.
“Di RSOT,ada banyak penerapan teknologi yang bisa di
manfaatkan.Mulai dari Partial Hip Repclesment,Total Hip Receplesment (Ganti
tulang pinggil keseluruhan), teknik kifoplasty pada kasus patah di tulang
belakang yakni dengan terlebih dahulu memasukan balon di dalamnya sehingga
semen tidak meluber kemana-mana dan tekhnik lainnya. “Ujar Dr
Tanjung.”Penerapan teknologi tersebut juga di tunjang dengan peralatan dan tim
ahli. “
Dr Tanjung juga menekankan pentingnya tabungan tulang pada masa mengandung,pertumbuhan, dan menjelang menepouse bagi wanita.” Dengan tabungan kalsium di masa pertumbuhan hingga usia 35 tahun itu diharapkan kepadatan tulang kita akan bagus,sehingga juga terhindar dari osteoporosis dan patah tulang karena osteoporosis.”tutpnya
Pada dasarnya,dua faktor penyebab osteoarthritis atau pengapuran sendi, yang pertama adalah faktor
dari dalam,dan lainnya yang berasal dari diri sendiri. Faktor-Faktor ini
bersifat “given” dan tidak dapat di ubah.
Faktor yang kedua adalah faktor dari luar seperti berat
badan,aktifitas fisik seperti olahraga berat,kerja berat yang bisa
mempengaruhui”umur pakai sendi”. Hal lain yang termasuk dalam faktor dari luar
ini misalnya kecelakaan,atau memiliki penyakit sendi lain,seperti asam urat
atau rematik yang kemudian memicu terjadinya pengapuran sendi.
“Secara umum,wanita memiliki resiko dua kali lebih besar
terkena pengapuran sendi,utamanya yang sudah di atas 60 tahun. Pertama karena
wanita memiliki hormon estrogen, yang pada saat wanita memasuki masa
menepouse,hormon tersebut turun drastis. Padah hormon ini adalah hormon yang protektif melindungi sendi dan
tulang,’’ujar dr Gede Chandra Sp.OT. ’’Oleh karena itu,begitu memasuki masa
menepouse,wanita sangat rentan terhadap penyakit sendi dan tulang.”
Selain itu di tambahkan oleh Dr Gede Candra semasa hidupnya
,wanita lebih sering terpapar dengan peningkatan berat badan yang drastis.
Misalnya saat hamil,dimana seorang wanita bisa mengalami kenaikan berat badan
sekitar 15 kg- 20kg. “itu akan memberikan beban kepada sendi dan mengurangi
umur pakai sendi,”terangnya.
Gejala awal yang bisanya menyertai pengapuran
sendi,dimanapun tempatnya,baik itu pengapuran sendi lutut,tulang belakang,dan
panggul adalah rasa nyeri. Gejala lainnya adalah kalau dan kesulitan melakukan
aktifitas sehari-hari seperti bejalan,naik dan turun tangga,sholat dll.
“Khususnya di sendi panggul di daerah lihat paha,sampai pantat bagian belakang,
dan bisa juga menjalar sampai ke lutut,’’jelasnya. “Makanya kalau ada sakit di
lutut,jangan lupa sendi di panggul,karena bisa jadi penjalaran dari sana.”
Para penderita pengapuran sendi panggul biasanya juga
mengalami kesulitan melakukan aktifitas-aktifitas yang berhubngan dengan
menekuk sendi panggul,misalnya duduk,naik tangga,sholat, dll dimana ada tekukan
di bagian panggul dan saat ada beban berat ke sendi,misalnya loncat,turun
tangga,dll
Untuk itu, Dr Chandra menunturkan, hal yang pertama bisa
dilakukan oleh para penderita pengapuran sendi, termasuk, sendi panggul adalah
mengurangi beban sendi, misalnya mengurangi berat badan atau aktifitas yang
membebani sendi.”Misalnya biasanya suka aerobic, itu kan olahraga high impact untuk sendi panggul,jangan
dilakukan lagi,”Ujarnya.
Di RSOT Surabaya,selalu dilakukan penangann multi modal approach. Penanganan pertama
di lakukan dengan pemberian obat, kedua dengan fisioterapi, dan ketiga adalah occupational teraphy, yakni memodifikasicara berkerja dan beraktifitas pasien
termasuk di dalamnya mengatur diet berat badan.”Pemberian obat sendiri ada obat
oral hingga suntik,yakni penggunaan platet
rich plasma yang menggunakan darah pasien itu sendiri.”terangnya.
Jika pendekatkan di atas dirasa tidak cukup membantu karena
tingkat pengapuran sendi panggulnya sudah masuk dalam fase berat, diaman pasien
mengalami nyeri hebat dan sangat menggangu aktifitas,seperti susah bergerak dan
berjalan,barulah dilakukan operasi penggantian sendi.
Improvement yang bisa dihasilkan dengan operasi tergolong
sangat dramastis. Pasien yang awalnya merasakan sangat sakit di bagian
sendinya, sakitnya akan sangat berkurang sehingga aktifitas sehari-harinya bisa
berjalan dengan baik lagi.”Memang biasanya kita lakukan pada pasien yang
berusia di atas 60 tahun dengan kerusakan sendi yang berat. Prosesnya tidak
terlalu lama hanya sekitar 90 menit, dengan masa recovery satu-dua bulan pasca
operasi sudah bisa berjalan,”urai Dr Chandra. “Setelah enam bulan bisa olahraga
ringan, seperti yoga ringan,jalan kaki, sepeda, renang,masih bisa.”
Kesimpulannya, pada pasien dengan kerusakan sendi berat,penggantian sendi dapat meningkatkan kembali kualitas hidup pasien,membuat pasien bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
Masyarakat pada umunya mungkin berfikir bahwa tulang sendi
hanya terjadi pada lutut,panggul, lengan,dsb. Padahal, tulang belakang juga
memiliki persendian yang juga mengalami persendian yang juga dapat mengalami
resiko osteoarthritis atau pengapuran.
Penyebabnya pun hampir sama dengan penyebab osteoarthritis
pada lutut dan panggul,dan dapat menyerang siapa saja, misalnya karena
kegemukan, usia lebih dari 50 tahun,faktor keturunan, kelainan bentuk,riwayat
trauma pada sendi dan pekerja berat.”Tulang belakang ini kan menanggung bedah
tubuh, jadi kegemukan bisa jadi salah satu faktor pemicu terjadinya osteoarthritis pada tulang belakang.’’Ujar Dr Carlos Gracia Binti,Sp.OT (K) Ketika di temui majalah
orthocare di ruang prakteknya di RSOT Surabaya.”Kurangnya exercise atau
olahraga juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya osteoarthritis pada sendi tulang belakang. “
Penderita pengapuran sendi tulang belakang,menurut Dr
Carlos,Biasanya mengalami gejala-gejala yang hampir sama seperti yang dirasakan
oleh penderita osteoarthritis pada
lutut dan panggul, tentu di tempat yang berbeda, yakni tulang belakang. Keluhan
yang dirasakan biasanya adalah rasa nyeri, gangguan pegerakan tulang belakang
dan berbagai gangguan lainnya.
“Gejala awalnya biasanya nyeri pinggang,kalau orang jawa
menyebutnya dengan sakit boyok. Nyeri
di bagian pinggang bawah. Bila pengapuran itu berkembang,nyerinya akan melebar
dan lebih berat kadang bisa juga disertai keluhan lain.”Jelas dokter yang
dikenal ramah ini.
Dr Carlos menabahkan,pengapuran sendi tulang belakang pada
umunya memang menyerang bagian pinggang bahwa,karena daerah itulah yang lebih
mobile atau pergerakan paling banyak terjadi”Pada beberapa kasus memang bisa
terjadi di beberapa ruas tulang belakang sekaligus. Tapi paling banyak di
bagian pinggang bawah. Jika kita melihat prosentase angka kejadian,paling
banyak di tulang belakang bagian bawah,”Jelasnya.
Untuk memastikan apakah keluhan tersebut memang benar karena
osteoarthritis atau pengpuran tulang
belakang atau bukan,pasien dapat melakukan beberapa pemeriksaan seperti foto rontogen atau pemeriksaan MRI untuk
diagnosa yang lebih akurat.
Jika memang telah di diagnosis
menderita osteoarthritis tulang
belakang, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan.
Menurut dokter yang telah mendapatkan gelar konsultan tulang
belakang pada tahun 2013 setalah menempuh pendidikan di jepang dan korae ini,
tindakan – tindakan non-operatif selalu di utamakan.
“Biasanya kita melakukan fisioterapi,olahraga, dan pemberian
obat. Pada dasarnya kami utamakan tindakan- tindakan non-operatif baru kalau
memang betul- betul tidak bisa dan dalam taraf sangat mengganggu, baru kita
lakukan operasi.’’tutur Dr Carlos .”Setidaknya berbeda dengan penanganan osteoarthritis pada lutut dan panggul,menurut Dr
Carlos,Pengapuran sendi pada tulang belakang relative memiliki tingkat
kesulitan yang lebih tinggi,”
Apa itu pengapuran sendi ? Pengapuran sendi adalah istilah namun untuk menggambarkan suatu penyakit yang disebut OSTEOARTHRITIS (OA). Istilah lain yang yang sering di gunakan masyarakat adalah sendi aus, atau minyak sendinya habis. OA Merupakan suatu keadaan dimana terjadi penipisan tulang rawan atau sendi (aus atau rusak). Penyebabnya bermacam-macam,mulai penuaan,ginetik,obesitas,kelainan bentuk sendi,trauma dsb .
Sendi yang paling sering terkena OA adalah sendi-sendi penahanan berat badan,yaitu sendi lutut,sendi panggul dan sendi tulang belakang. Orang yang berisiko terkena OA adalah yang berusia di atas 50 Tahun.Tetapi bukan berarti OA tidak bisa terjadi pada yang lebih muda. OA Bisa lebih cepat muncul pada orang yang kelebihan berat badan,olahragawan,dan seseorang yang memiliki kelainan bentuk sendi. (Misalnya lututnya berbentuk huru”O”.
Keluhan utama orang yang terkena OA adalah nyeri pada sendi. Apabila yang terkena adalah sendi yang menopang berat badan,misalnya sendi lutut,maka keluhannya adalah nyeri pada lutut. Nyeri lutut biasanya memberat saat di pakai jalan jauh,atau saat mau berdiri dari posisi duduk atau jongkok. Seringkali pasien juga merasa ngilu saat bersujud ketika melakukan sholat. Hasil pemeriksaan foto rontogen sering sekali menunjukan adanya penyempitan celah sendi, disertai penumbuhan tonjolan tulang (osteofit) yang lalu di istilahkan sebagai pengapuran sendi.
Bagaimana penangannanya ?
Kerusakan tulang rawan bisa di golongkan menjadi kerusakan
ringan,sedang,atau berat. Pada kerusakan ringan dan sedang, pengobatan bisa
dilakukan secara non operatif, yaitu melalui pemberian obat,latihan penguatan
otot,dan fisioterapi.
Obat yang diberikan umumnya adalah obat anti nyeri, dan obat
nutrisi tulang rawan, yaitu glukosamin. Pemberian glukosamin dapat dilakukan
dengan cara diminum,dioles atau disuntikan langsung kedalam sendi.
Alternatif terapi lain adalah obat yang disebutkan ke dalam sendi adalah dengan pemberian PRP (Platet Rich Plasma). PRP merupakan hasil pemrosesan darah pasien sendiri,berupa trombosit yang kaya akan zat – zat penyembuhan.
Sementara itu,pada kerusakan tulang rawan yang
berat,intensitas pengobatan konservatif (obat,latihan,dan penyuntikan) tidak
dapat mengurangi nyeri,sehingga pilihan terbatas pada operasi.
Operasi yang di lakukan adalah mengganti sendi yang rusak
dengan sendi baru yang terbuat dari campuran logamyang ringan namun kuat.
Dengan pergantian sendi, nyeri yang dirasakan dapat berkurang drastic,dan
pasien bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan.
Di RSOT Surabaya,Operasi ganti sendi umunya memerlukan waktu operasi yang lebih singkat, karena menggunakan teknologi penggantian sendi yang ringkas dan lebih presisi. Waktu pemulihan pasca operasi berakhir antara 3-5 hari, bergantung pada kondisi pasien.
Salah satu hal yang berkembang dengan salah di masyarakat adalah bahwa ketika anak berjalan dan membentuk huruf O atau X,itu mengindikasikan anak tersebut memiliki kelainan tulang. Siapa sangka, hal tersebut termasuk ke dalam fase tumbuh kembang tulang pada anak-anak. Lantas,apa saja yang dapat disebut kelainan tulang anak dan bagaimana cara mengetahuinya?
Tidak seerti orang dewasa,tulang anak –anak masih masuk ke dalam masa pertumbuhan sehingga memiliki respon tubuh yang berbeda terhadap trauma fisik dan infeksi dibandingkan orang dewasa. Hal tersebut juga turut mempengaruhui deformitas atau perubahan bentuk yang terjadi.
“Karena anak bukan miniature orang dewasa, itulah yang
membuat penanganan kelainan muskoloskeletal pada anak berbeda dengan pada orang
dewasa,” jelas dr Anggi Dewi Sp.OT. Muskuloskeletal sendiri adalah kelainan
pada alat gerak,tulang,sendi,otot dan saraf.
Salah satu kelainan muskuloskeletal yang sering di temui para anak-anak adalah kelainan bawaan bentuk anggota gerak seperti club foot ( kaki bengkok),skoliosis ( perkembangan tulang belakang),dan intoeing (kaki burung merpati).
Club foot terjadi
kaki berubah dari posisi yang normal menjadi seperti tongkat golf atau Congenital Talipes Equino-Varus (CTEV). Club foot terjadi
karena congenital dan hingga kini kasus yang banyak ditemukan adalah idiopatik
( belum diketahui penyebabnya). Jika tidak segera ditindak lanjuti,maka
penderita club foot akan mengalami
kesulitan berjalan,nyeri bahkan disabilitas.
“Club Foot pada bayi baru lahir dapat langsung ditindak lanjuti dan tidak memerlukan tindakan operasi. Kita hanya akan mengoreksi dengan menggunakan gips,itu juga membutuhkan waktu yang lama.”Jelas Dr Anggi Sp.OT. ’’Jika Club Foot terlambat di tangani maka di perlukan tindakan operasi.”Karena tulangnya sudah tidak dalam fase tumbuh kembang lagi.’’
Selain itu banyak pula yang menyatakan bahwa kaki berbentuk O atau X diakibatkan oleh cara belajar yang salah. Dr Anggi Sp.OT pun menanggapi hal yang berkembang salah di masyarakat tersebut,’’itu merupakan fase kembang tulang dan sendi yang normal pada anak.”
Untuk bayi baru lahir sampai usia 2 tahun, secara normal
kakinya berhuruf O,yang secara perlahan akan lurus ketika berumur 2,5 tahun. Kemudian
mulai membentuk huruf X pada usia 3-5 Tahun.Pada usia 5 tahun ke atas,barulah
sendi membentuk seperti lutu dewasa.
“ Jadi pada orang tua tidak usah cepat cemas apabila
anaknya yang baru dapat berjalan membentuk huruf O.’’ujarnya. Ketika telah menginjak
5 tahun ke atas dan sendi lutut berubah, barulah sebaik baiknya diperiksakan
kembali pada ahli bedah anak untuk dilakukan evaluasi dan menejemen penanganan.
Hal yang patut digaris bawahi dalam menangani anak adalah bahwa anak- anak tidak selalu dapat mengutarakan keluhan yang dirasakan dan belum bisa menjawab bagaian mana yang dirasa sakit.’’Disinilah orang tua berperan penting. Butuh kesabaran,ketelitan,dan kemampuan berkomunikasi agar anak dapat relaks dan mau diperiksa .’’
Orang tua juga hendaknya memperhatikan cara anak berjalan
dan pertumbuhan anak, karena semakin dini kelainan tulang di deteksi maka
keberlangsungan hidup anak-anak akan semakin tinggi dan baik.
“Yang paling penting adalah menjaga kesehatan ibu hamil trimester pertama dan kedua,selalu periksa kesehatan,dan bertanya pada ahli apabila ditemukan kelainan.’’pungkas Dr.Anggi.