Please wait...



Blog

CLASSIC LIST

Badminton.jpg

  • QUESTION

Selamat siang, dok.

Sebelumnya terima kasih sudah diberi kesempatan untuk bertanya lewat rubrik konsultasi majalah Orthocare ini. Nama saya Eko, 30 tahun. Yang ingin saya tanyakan adalah mengenai ayah saya. Beliau sudah berumur hampir 60 tahun. Tapi sampai saat ini masih sangat aktif berolah raga bulutangkis, yang sudah jadi rutinitas beliau sejak muda.

Masalahnya, saat ini saya sering khawatir karena usia beliau sudah cukup sepuh. Tapi intensitas bulutangkisnya masih sangat sering. Seminggu, bisa dua sampai tiga kali beliau masih berlatih. Yang ingin saya tanyakan, apakah intensitas tersebut tidak berbahaya bagi orang seusia beliau. Gerakan-gerakan apa yang harus dihindari dan bagaimana batas amannya saat bermain bulutangkis? Karena keluarga sudah meminta beliau untuk mengurangi intensitas bermain, tapi beliau tidak mau, karena memang sudah hobi.

Terima kasih jawabannya

Eko, Surabaya

 

  • ANSWER

Yth Tn. Eko

Olahraga memang bisa dilakukan oleh kalangan usia berapapun, baik tua maupun muda. Seberapa tinggi intensitas olahraga yang diperbolehkan tidak semata-mata bergantung pada usia. Usia boleh saja hampir 60 tahun, tapi selama fisik masih mendukung dan tidak ada keluhan yang dirasakan, maka olahraga tersebut boleh dilakukan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kita menua, akan semakin menurun kemampuan fisik kita. Organ-organ tubuh tidak akan luput dari proses penuaan. Sehingga tetap harus lebih berhati-hati bila memasuki usia di atas 50 tahun.

Olahraga yang dianjurkan untuk kalangan usia di atas 50 tahun adalah olahraga low impact, non-kontak, dengan intensitas ringan-sedang. Misalnya jalan kaki, sepeda, berenang, yoga dan jogging.

Badminton memang termasuk olahraga high impact. Sehingga, apabila masih tetap ingin melakukan olahraga ini, disarankan untuk mengurangi intensitas, frekuensi, dan durasinya. Misalnya, badminton 2-3 kali seminggu, maksimal 1 jam, dan sebisa mungkin mengurangi gerakan-gerakan yang eksplosif.

Juga untuk diwaspadai, karena badminton termasuk olahraga overhead, dimana tangan dan siku sering berada lebih tinggi dari bahu, maka rawan mengalami cedera bahu. Untuk menghindarinya, lakukan pemanasan dan peregangan yang cukup, utamanya bahu, selama 10-15 menit sebelum olahraga.

Salam,

dr. Gede Chandra, Sp.OT

 

 

Bagi Anda yang ingin mendapatkan informasi awal mengenai keluhan-keluhan seputar kesehatan tulang dan sendi, dapat mengirimkan pertanyaan kepada para dokter ahli di Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya melalui rubrik Konsultasi. Kirim pertanyaan Anda ke email: rsot@surabayaorthopedi.com Subjek/judul: “TANYA DOKTER”


lari.jpg

CEDERA adalah hal yang sangat lazim dalam olahraga. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang baik mengenai pencegahan dan penanganan awal pada sport injury atau cedera olahraga.

Secara definisi, sport injury adalah cedera yang didapatkan pada saat berolahraga. Bagian tubuh yang umum mengalami cedera saat berolahraga adalah lutut, ankle atau pergelangan kaki, bahu dan pergelangan tangan.

Menurut dr. Theri Efendi, Sp. OT, cedera pada lutut biasa terjadi karena terjadi robekan pada ligament dan jaringan lunak lainnya seperti meniscus (jaringan yang menempel pada tulang paha dan tulang kering), cedera pada tulang rawan, dan cedera otot di sekitar lutut seperti hamstring, quadriceps, dll. Cedera yang serig terjadi pada lutut adalah cedera Anterior Cruciate Ligaments (ACL) yang merupakan jaringan yang menghubungkan tulamg paha dengan tulang kering di sendi lutut.

Sementara di daerah ankle, yang paling sering terjadi adalah sprain ankle, atau dalam istilah awam biasa disebut dengan keseleo. Pada ankle, ligamen yang paling lemah dan sering cedera adalah anterior ligament. Selain itu, cedera pada ankle yang sering terjadi adalah pada tendon achilles, yang merupakan tendon besar di belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit. Otot-otot ini biasanya sangat berperan pada aktivitas berjalan, berlari, dan melompat. Selain itu, cedera olahraga juga dapat terjadi karena olahraga yang repetitive, overused atau dilakukan dengan intensitas sangat tinggi, sehingga melebihi beban tulang, yang dalam istilah medis disebut dengan stress fracture.

“Cedera-cedera tersebut sering terjadi pada olahraga-olahraga high impact dan cenderung banyak body contact-nya. Seperti sepak bola, basket, dll”, terang dr. theri. “Cedera olahraga paling banyak disebabkan karena body contact, tabrakan saat main. Baru yang kedua karena kesalahan sendiri, gerakan tertentu yang salah. Loncat dengan jatuh posisi tidak betul, atau melakukan Gerakan memutar seperti pivot (Gerakan berputar secara tiba-tiba dengan berporors salah satu kaki, red) itu juga paling sering menyebabkan cedera pada lutut dan ankle.”

Untuk itu, dr Theri menekankan pentingnya pemanasan dan pendinginan untuk menghindari cedera. Meski dr. Theri tidak memungkiri, bahwa cedera pun dapat terjadi pada saat warming-up dan cooling down. “Itu sebabnya, kita harus tahu batasan atau kemampuan kita sendiri. Latihan sejak dini dan rutin juga diperlukan, agar otot lebih kuat dan siap untuk diajak berolahraga. Pemanasan dan pendinginan dengan baik tetap harus dilakukan sebelum dan sesudah berolahraga,” urainya.

Ditambahkan dr. Theri, cedera olahraga dewasa ini memang semakin meningkat. Hal tersebut berkaitan dengan tren olahraga yang juga makin banyak digemari, termasuk olahraga urban sport, seperti running. Kompetisi-kompetisi tingkat sekolah juga makin banyak diselenggarakan. “Salah satunya yang sedang in adalah olahraga lari. Merasa mau event, persiapan kurang, tapi ingin sampai finish. Jarak yang diambil yang pertengahan atau paling panjang. Memaksakan diri, akhirnya cedera,” papar dr. Theri, “Nutrisi juga harus diperhatikan. Walaupun bukan atlet, pengetahuan mengenai nutrisi untuk menunjang olahraga juga harus jadi perhatian, agar tidak kelelahan karena asupan nutrisi yang kurang saat berolahraga.”

 

JANGAN DIKOMPRES AIR HANGAT, LAKUKAN RICE

Meski sederet persiapan sudah dilakukan, seringkali cedera saat berolahraga tidak dapat dihindari. Jika sudah terjadi, pengetahuan mengenai penanganan pertama sangat diperlukan. “Yang pertama harus dilakukan adalah Rest (istirahat). Jangan melakukan olahraga terlebih dahulu,” ujar dr. Theri.

Kemudian, Langkah berikutnya adalah Teknik ICE, yakni icing, compressing, dan elevating. Icing adalah mengompres cedera dengan es atau air dingin. Menurut dr. Theri, salah satu kesalahan yang umum terjadi pada masyarakat awam saat mengalami cedera adalah mengompres cedera dengan menggunakan air hangat.

“Kalau cedera itu sebenarnya ada kerusakan jaringan di dalam, kerusakan jaringan lunak di dalam, termasuk di dalamnya pembuluh darah. Kalau dikasih hangat, pembuluh darah tidak malah menyempit tapi malah melebar, akhirnya pendarahannya akan semakin banyak,” papar dr. Theri. “Kalau dikasih es, kontraksi, pendarahannya berkurang dan bengkaknya akan cepat kempis. Dikompres alcohol juga tidak betul. Penanganan dengan cara dipijat juga merupakan langkah yang sangat fatal, karena jaringan yang mengalami cedera akan semakin parah.”

Proses elevating juga penting, dimana bagian yang cedera harus diposisikan lebih tinggi dari jantung. Jika kaki dapat digantung atau diletakkan lebih atas, kalau tangan dapat digendong. “Kalau perlu dibebat, juga pastikan bebatannya tidak terlalu kecang, tapi juga tidak terlalu kendor,” katanya. “Kalau misal belum membaik, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jika diperlukan.”

 

PENANGANAN TERINTEGRASI DI RSOT

Seiring dengan tren olahraga, penanganan pada sport injury di Indonesia juga terus berkembang,. Tak terkecuali di RS Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya, yang juga memiliki dokter-dokter orthopedi dengan sub spesialisasi sport injury.

RSOT juga menerapkan teknologi-teknologi penanganan terkini dengan peralatan modern. Salah satunya adalah arthroscopy, Teknik operasi minimal invasive dengan luka yang sangat kecil bahkan kurang dari 1cm dan prosesnya recovery yang sangat cepat.

Selain itu, RSOT juga memiliki tim rehab medik dari dokter dan fisioterapis yang memiliki program dan Standart Of  Procedure (SOP) yang jelas, baik penanganan cedera dengan operasi maupun tanpa operasi. Hal tersebut sangat membantu dalam memantau kapan seseorang yang mengalami cedera dapat melakukan olahraga kembali. Itu sebabnya, selama ini, RSOT dipercaya oleh berbagai klub dan atlet professional dalam penanganan cedera, termasuk para atlet Persebaya Surabaya, dan berbagai klub professional lainnya.

“Target pemulihannya berapa sangat jelas. Mereka bisa tahu, kapan mulai bisa Latihan lagia, kapan bisa tanding lagi, dan seterusnya,” papar dr. Theri. “Sebab, dalam penanganan sport injury di RSOT ini, harapannya dia bisa kembali berolahraga, minimal sama kemampuannya dengan sebelum cedera, atau bahkan lebih baik. Bukan menurun atau malah pension,” tutup dr. Theri.


sindrom-text-neck.jpg

Waspadai Sindrom “Text Neck”

Karena Kecanduan Smartphone

Dilansir dari We Are Social, disebutkan pada awal tahun 2020 ada 338,2 juta masyarakat Indonesia yang memiliki smartphone, dengan 160 juta pengguna aktif media sosial (medsos). Bila dibandingkan dengan tahun 2019, maka pada tahun ini ada peningkatan 10 juta orang indonesia yang aktif di medsos. Pengguna aktif smartphone dan media sosial ini bukan hanya pada kalangan anak muda saja, namun dari remaja hingga usia lanjut (16 hingga 64 tahun).

Fenomena masifnya penggunaan smartphone ini cukup mengkhawatirkan, pasalnya, terdapat fakta lain yang muncul akibat banyaknya pengguna smartphone yang mengakibatkan nyeri atau sakit pada kepala, leher, hingga punggung. Kondisi ini kemudian disebut sindrom Text Neck.

Sindrom Text Neck adalah nyeri di leher, otot leher, dan bahu, bahkan mungkin melibatkan degenerasi tulang, persendian, atau cakram tulang belakang di leher. Hal ini menjadi masalah apabila cedera di sekitar leher terjadi berulang kali akibat penggunaan ponsel dalam jangka waktu yang lama.

Gejala Sindrom Text Neck

  • Leher kaku dan sulit bergerak saat menggerakkan leher
  • Nyeri biasanya di bagian leher bawah dan nyeri terasa tumpul atau tajam seperti ditusuk pada kasus yang sudah berat
  • Nyeri menyebar hingga terasa di bahu dan lengan
  • Kelemahan otot-otot bahu
  • Sakit kepala
  • Nyeri lebih terasa saat leher menunduk
  • Nyeri atau kesemutan, kebas, yang menjalar hingga bahu, lengan, tangan dan/atau jari tangan

Akibat dari Text Neck Syndrome

Bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, dapat menyebabkan nyeri leher dan punggung yang kronis, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Pada anak-anak, saat mereka memasuki usia 20-30 tahun akan terjadi perubahan degeneratif pada postur tubuh mereka. Kemungkinan mereka akan memiliki postur tubuh bungkuk pada usia yang relative masih muda.

Bukan hanya itu, sindrom ini juga biasa mengganggu kesehatan mereka yang dapat berakibat anak-anak mengkonsumsi obat-obatan lebih banyak atau bahkan menjalani operasi di usia muda. Kondisi text neck yang menahun juga dapat mengakibatkan bantalan antar ruas tulang belakang keluar dari posisi sebelumnya sehingga menekan saraf. Saraf pada leher berfungsi untuk mengatur nafas, jika saraf tersebut rusak, maka kita akan mengalami kesulitan dalam bernafas.

Bagaimana Mengatasi Text Neck Syndrome

  • Batasi Penggunaan Smartphone

Saat postur seseorang berada dalam posisi tegak, maka kepala akan seimbang dengan leher. Namun saat kepala menunduk, maka kondisi kepala dan leher menjadi tidak seimbang.

  • Posisikan Smartphone Sejajar dengan Mata

Bila terpaksa menggunakan smartphone dalam waktu lama, usahakan posisi smartphone sejajar dengan posisi mata. Sebuah studi mengatakan bahwa berat kepala manusia pada posisi netral sekitar 5-6 kg. pada posisi menunduk dengan sudut 15° berat ini bertambah 20 kg, 30 kg pada posisi menunduk 60°. Dapat dibayangkan berapa berat yang harus ditopang oleh leher setiap harinya saat anda menggunakan smartphone dengan kepala menunduk?

  • Istirahat saat Menggunakan Smartphone

Berilah istirahat pada diri anda sekitar 20-30 menit sekali saat sedang menggunakan smartphone. Letakkan smartphone sekitar 2-3 menit untuk memberikan kesempatan kepada leher, punggung, dan bahu agar dapat berelaksasi.

  • Lakukan Peregangan Otot

Tundukkan dan tengadahkan kepala secara bergantian, lalu tekuk ke kanan dan kiri bergantian. Juga lakukan gerakan memutar bahu searah dan berlawanan arah jarum jam secara bergantian. Dengan peregangan ini diharapkan otot dapat kembali normal dan terhindar dari sindrom text neck.

  • Hubungi Dokter

Bila nyeri leher yang anda rasakan masih terus berlanjut maka saatnya untuk mengunjungi dokter. Semakin cepat anda mendapatkan perawatan dari ahlinya, semakin sedikit resiko atau akibat yang dapat terjadi pada kesehatan anda.


Duduk-benar-1200x1800.jpg

BAGAIMANA POSTUR YANG BAIK UNTUK PUNGGUNG?

POSTUR TUBUH SAAT BERDIRI

Perhatikan hal-hal di bawah ini ketika berdiri :

  • Posisi tubuh tegak
  • Tarik bahu dan perut kearah belakang (jangan berlebihan seperti posisi tegap khas tentara, karena itu bisa menyebabkan gangguan kelengkungan tulang belakang dan kelelahan pada otot)
  • Biarkan tangan menggantung secara alami di sisi tubuh
  • Beri jarak antara kaki kiri dan kanan, kurang lebih selebar bahu

Menjaga kesehatan tulang belakang sangat penting, karena tulang belakang merupakan salah satu struktur utama penopang tubuh. Tulang belakang bisa mengalami beberapa kelainan, seperti scoliosis, kifosis, maupun lordosis. Dari beberapa kelainan tulang belakang itu, ada yang disebabkan karena kelainan genetik, tapi ada juga yang disebabkan karena postur tubuh yang salah. Ya, postur tubuh yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai keluhan. Mulai dari nyeri punggung, sakit leher, dan nyeri bahu. Hal ini berdampak pada kelenturan dan keseimbangan tubuh, serta mempengaruhi proses pernapasan dan pencrnaan. Inilah sebabnya, kita harus menjaga agar postur tubuh selalu dalam posisi yang tepat, agar kesehatan tulang belakang selalu dalam posisi yang tepat, agar kesehatan tulang belakang selalu terjaga.

POSTUR TUBUH SAAT DUDUK

  • Usahakan duduk dengan posisi bokong di bagian paling belakang kursi, karena itu dapat menyangga area punggung dengan baik. Jika diperlukan, anda bisa menyokong area punggung bagian bawah dengan meletakkan bantal kecil.
  • Dekatkan siku dengan tubuh.
  • Hindari menyilangkan kaki, kedua telapak kaki sebaiknya menapak lantai.
  • Atur ketinggian kursi, sehingga sendi pada lutut membentuk siku-siku (90°)
  • Saat duduk di depan komputer, pastikan layar monitor sejajar dengan lengan. Perhatikan juga jarak pandang antara layer dan mata.
  • Saat menyetir, atur posisi kursi mendekat pada kemudi, sehingga lutut tetap menekuk, tetapi kaki dapat mencapai pedal.

POSTUR TUBUH SAAT TIDUR

Tanpa disadari, tidur menghabiskan sepertiga waktu seseorang dalam sehari. Oleh karena itu, posisi tidur yang baik juga tak kalah penting. Perhatikan hal-hal ini :

  • Pastikan bantal berada di bawah kepala, bukan di bawah bahu. Ketebalan bantal juga harus diperhatikan agar kepala tetap berada pada posisi normal.
  • Bisa juga tidur menyamping dengan lutut sedikit ditekuk, tetapi jangan sampai posisi lutut menempel perut. Posisi tersebut bisa menyebabkan nyeri punggung.
  • Hindari posisi tengkurap.
  • Pilih Kasur yang dapat menopang berat badan dengan baik, tidak perlu yang terlalu keras dan jangan yang terlalu empuk.

 

POSTUR TUBUH SAAT MENGANGKAT BENDA

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat dan membawa suatu benda yang dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah cedera.

  • Hindari membungkuk setinggi pinggang ketika mengambil sesuatu. Hal ini dapat menciptakan ketegangan pada punggung dan memperbesar resiko cedera.
  • Kaki anda memisah, dengan satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. Ini memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil, lebih bertenaga, dan lebih kuat.
  • Tekuk lutut anda dan berjongkok, jaga punggung anda tetap lurus dan kepala anda juga lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih untuk otot-otot tungkai dan menjaga keseimbangan punggung anda.

1-Position-1200x900.jpg

Sebelum lebih lanjut membaca tulisan ini, ada baiknya Anda memperhatikan postur tubuh Anda. Cara duduk Anda, posisi leher anda saat membaca, dll. Sebab, low back pain atau nyeri pinggang bawah sangat dipengaruhi oleh postur tubuh Anda saat melakukan aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya low back pain atau nyeri pinggang bawah. Salah satu penyebab terbanyak adalah proses degeneratif yang umumnya dimulai pada umur 40 tahun. Selain itu, hal ini yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya nyeri pinggang bawah adalah karena kesalahan postur tubuh yang repetitif atau dilakukan secara berulang-ulang dalam kurun waktu yang lama.

“Duduk dengan posisi yang salah dalam bekerja setiap harinya, orang yang bekerja dengan posisi mengangkat, mendorong, dengan posisi yang tidak benar, atlet yang salah dalam melakukan gerakan, dan lainnya. Prinsipnya, kesalahan postur yang dilakukan terus menerus sangat berpotensi untuk terjadinya nyeri punggung atau pinggang bawah”,tegas dr. Nyoman Dewi, Sp.KFR dari Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya (RSOT) Surabaya. “Selain itu, nyeri pinggang juga bisa diakibatkan faktor organnya, misal ada tumor, masalah di ginjal, rematik, osteoporosis, scoliosis atau karena kehamilan sehingga postur tubuhnya jadi berubah”.

Selain low back pain, menurut dr. Nyoman, upper back pain yang melibatkan tulang cervical atau sekitar leher, dewasa ini juga meningkat karena tren pemakaian smartphone yang masif yang membuat orang berada  dalam posisi menunduk dalam waktu yang lama.

Penanganan dengan Teknologi Fisisoterapi

Menurut dr. Nyoman, ada berbagai tahapan pada penanganan yang umumnya dilakukan kepada mereka yang menderita nyeri punggung, “Tentu kita periksa dulu. Apakah nyerinya karena trauma, atau karena organ lainnya. Kita tanya juga apakah sifat nyerinya menetap atau kadang-kadang. Intensitasnya gimana, apakah kalau bekerja tambah sakit, kalau tidur hilang, dan sebagainya”,ujar dr. Nyoman.

Lebih lanjut dr. Nyoman menuturkan, setelah diagnosa, barulah ditentukan program terapi atau program rehab medik yang cocok untuk pasien tersebut. Mulai dari latihan-latihan exercise yang disesuaikan dengan kondisi pasien, hingga penggunaan modalitas atau alat-alat dengan metode terkini yang dimiliki oleh RSOT.

RSOT sebagai rumah sakit yang concern terhadap permasalahan tulang, menurut dr. Nyoman, memang memiliki peralatan yang lengkap dan terkini dalam bidang fisioterapi dan reham medik. “Disini kami punya laser high intensity dan low intensity untuk kasus-kasus akut dan kronis, radial shock wave therapy, dll”, ujarnya.

RSOT juga memiliki berbagai modalitas untuk mendukung terapi exercise atau latihan, seperti latihan peregangan, latihan koreksi postur dan latihan lainnya pada penderita nyeri punggung untuk mengurangi nyeri dan peradangan.”Latihan-latihan tersebut dibuat sesuai dengan kondisi pasien dan diajarkan agar pasien dapat melakukan secara mandiri di rumah untuk home exercise program”, terang dr. Nyoman.

dr. Nyoman menegaskan, jika program-program rehab medik tersebut dilakukan dengan benar dan konsisten, termasuk menggunakan alat-alat bantu yang dianjurkan oleh dokter, harapan untuk sembuh cukup besar.”Operasi adalah option terakhir. Jika memang latihan-latihan, obat anti nyeri dan tindakan konservatif lainnya sudah tidak membantu”, ungkap dr. Nyoman. “Kecuali kalau sudah menyangkut saraf, seperti saraf terjepit, harus operasi untuk membebaskan sarafnya.”

Untuk itu, dr. Nyoman juga menekankan pencegahan nyeri punggung dengan \penerapan gaya hidup yang baik. Terutama memperhatikan posisi atau postur yang sering kita lakukan sehari-hari.

“Yang bekerja di depan computer dan harus duduk lama, pastikan posisi duduknya benar, punggung lurus 90 derajat. Monitor juga harus sejajar dengan mata kita supaya punggung tidak membungkuk dan leher tidak menunduk.” ujar dr. Nyoman. “ Pekerjaan yang banyak mengangkat atau mendorong, juga beresiko tinggi menyebabkan tekanan diskus tulang belakang dan penjepitan saraf. Prinsipnya usahakan semua postur kita benar. Lakukan peregangan sesering mungkin.”


unnamed-1.jpg

Tulang yang sedang dalam masa pertembuhan serta energi yang besar membuat anak – anak kerap mengalami patah tulang. Tahukah anda bahwa penangannan patah tulang yang tidak tepat resiko membuat anak cacat? Dr Komang Agung.,Sp.Ot (K) mengulasnya untuk anda.  

Menurut data Rumah Sakit  Orthopedi Traumatologi (RSOT) Surabaya, pasien patah tulang pada anak cenderung meningkat pada masa liburan sekolah. Kasusnya biasanya adalah patah tulang pada alat gerak atas, yaitu bagian siku, lengan bawah, dan selangka (tulang bahu). Umumnya, terjadi saat anak- anak tersebut bermain.

Tulang anak- anak sama seperti ranting pohon yang masih muda patah jika diberikan beban yang lebih berat. Lain halnya dengan ranting pohon yang telah berumur puluhan tahun. kabar baiknyya adalah, tulang anak- anak juga memiliki proses penyembuhan yang cepat di bandingkan tulang dewasa.

“Jika di tangani dengan baik dan tepat, patah tulang pada anak dapat sembuh dalam waktu tiga minggu saja,’’jelas dr Komang. ”Sebaiknya, jika terlambat di tangani, maka anak akan mengalami kecacatan seperti gangguan fungsi gerak, alat gerak mengecil, dan gangguan pertumbuhan.’’

Untuk itulah Dr Komang menghimbau agar para orang tua tidak menyepelekan patah tulang anak-anak mereka. Hal pertama yang harus dilakukan jika anak mengalami patah tulang adalah memasang spalk ( bidai/gendongan) pada area tulang yang patah, kemudian segera mencari dokter.

Penanganan dokter sesegera mungkin sangat penting mengingat kondisi patah tulang berbeda-beda, sehingga di perlukan penanganan tepat sesui kondisi patah tulang. Untuk kasus patah tulang yang tidak parah diperlukan imobilisasi dengan gips, berbeda dengan patah tulang kondisi tulang bergeser dengan patah dimana perlu dilakukan perbaikan dengan menggunakan pen atau kawat.

“Ada juga kondisi patah tulang gawat darurat. Patah tulang terbukanya msalnya,ketika ada luka dan darah,sebaiknya segera mencari dokter karena patah tulang berhubungan dengan udara luar, dan mengingatkan resiko infeksi.’jelas dr komang. ”Kondisi lain adalah patah tulang yang disertai dengan keluarnya stuktur sendi dari tempat normal. Kenapa gawat darurat? Karena kalau tidak segera ditangani semdi jadi lengket semua dan anak kecil bisa cacat. ‘’

Selain itu juga terdapat patah tulang dengan gangguan saraf dan pembuluh darah. Di RSOT, Penanganan patah tulang dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien juga tidak perlu menunggu. Bukan hanya itu saja RSOT mengerti bahwa infeksi dapat berisiko terhadap pasien sehingga RSOT Menyediakan tiga ruang operasi yang berbeda sesuai kondisi pasien. ”RSOT Didekasikan untuk kelainan tulang dan sendi dengan sefty sebagai prioritas kami,’’ujar dr Komang. Dengan prosentase penanganan  99% sempurna, RSOT memiliki UGD 24 Jam dengan dokter jaga 24 jam. Jika kondisi patah tulang diperlukan perbaikan dengan menggunakan implant terbaik bekerjasama dengan perusahaan jerman dan swiss sehingga kesembuhan pasien lebih terjamin lebih cepat.

Bidai Pada Anak

220px-Osteoporosis_Locations.png

Selama ini  osteoporosis identik dengan orang tua. Faktanya, pengoroposan tulang padat menyerang siapa saja, termasuk mereka yang berusia muda. Penelitian Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) menggunakan, satu dari empat wanita Indonesia dengan rentang usia 50-80 tahun memiliki resiko osteoporosis. Dan, resiko wanita empat kalo lebih tinggi di bandingkan laki-laki.

APA ITU OSTEOPOROSIS ?

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya massa tulang dan gangguan stuktur tulang, sehingga menyebabkan tulang menjadi patah.

Masa tulang manusia di pengaruhui oleh faktor ginetik dengan kontribusi dari nutrisi, keadaan endokrin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan saat masa pertumbuhan. Proses pembentukan tulang dengan memilihara kesehatan tulang dapat dikatagorikan sebagai program pencegahan,yang secara kontinyu mengganti tulang yang lama dengan tulang yang baru.

Kehilangan massa tulang menjadi saat keseimbangan proses pembentukan tulang terganggu,sehingga penyerapan tulang lebih banyak dari perpembentukan tulang baru. Ketidakseimbangan ini biasanya terjadi padaaaa orang lanjut yang mengalami emepouse. Kehilangan massa tulang dapat mengubah mikro-arsitek jaringan tulang dan mengingatkan resiko patah tulang.  

PENYEBAB OSTEOPOROSIS

Usia, Jenis kelamin dan ras merupakan faktor penentu utama dari massa tulang dan resiko patah tulang. Osteoporosis dapat juga terjadi pada orang lanjut usia.

Selama masa anak-anak dan dewasa muda, pembentukan tulang jauh lebih cepat di bandingkan dengan kerusukan tulang. Titik puncak massa tulang tercapai pada usia sekitar 30 tahun, dan setelah itu mekanisme resorfasi tulang menjadi lebih jauh cepat di bandingkan dengan pembentukan tulang. Penurunan  massa tulang yang cepat akan menyebabkan kerusakan pada mikroastitektur tulang khususnya pada tulang trabecular.

GEJALA

Penyakit Osteoporosis di juluki sebagai silent Epidemic Disaese, Karena menyerang secara diam-diam, tanpa adanya tanda-tanda khusus,sampai terjadi patah tulang. Osteoporosis juga dapat terjadi pada anak-anak yang disebut Juveline Idiopatic Osteoporosis dan belum diketahui sebabnya.

FAKTOR-FAKTOR RESIKO

Faktor resiko seseorang untuk mengalami osteoporosis yang tidak dapat diubah antara lain,jenis kelamin (Wanita lebih resiko mengidap osteoporosis di bandingkan pria), riwayat keluarga,gangguan hormonal dan ras.

PENCEGAHAN

OSTEOPOROSIS sebenarnya dapat dicegah sejak dini dengan membudayakan perilaku hidup sehat,yaitu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhui kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,rendah lemak, dan kaya kalsium(1000-1200 mg kalsium perhari ). Berolahraga secara teratur,tidak merokok,dan tidak mengkonsumsi minuman berakhohol.

OSTEOPOROSIS

PRP-therapy-1200x988.jpg

Ada banyak terapi atau tindakan non-operatif yang bisa dilakukan untuk para penderita pengapuran tulang, patah tulang, dan radang tendon, yakni mulai pemberian obat nyeri, berbagai rangkaian rehebalitik medic, hingga penggunakan teknologi Platelet Rich Plasma (PRP).

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan PRP? PRP Adalah satu bagian dari daerah (plasma) yang mengandung sel – sel terbaik berupa platelet, faktor pertumbuhan dan sel- sel terbaik berupa platet, faktor pertumbuhan dan sel-sel induk (yang mempunyai fungsi menyurupai stem cell). Di dalam tubuh kita, proses pembaruan sel dan penyembuhan luka secara alami di lakukan oleh plat, faktor pertumbuhan dan sel-sel induk yang sebagian besar terdapat di dalam PRP. Jadi, metode PRP dapat mempercepat pembahuruan sel dan lebih fokus pada area yang membutuhkan.

Lalu bagaimana proses pengaplikasikan PRP ini dilakukan pada pasien?Proses PRP dimulai dengan pengambilan daerah dari siku, kemudian memasukan daerah tersebut ke tabung tertentu untuk memisahkan plasmanya. Setelah itu, plasmanya disuntikan kembali ke bagian tubuh yang memerlukan.

Selain sangat efektif, PRP Juga sangat efesien karena hanya memerlukan 20-30 menit. Namun untuk mendapatkan hasil yang memaksimal, diperlukan 2 hingga 3x terapi PRP. Plasma yang telah disuntikan bekerja dengan cara merangsang perbaikan sendi dan mengurangi nyeri secara signifikan ketika proses penyembuhannya telah komplet.

Metode PRP ini juga banyak dipilih karena memiliki banyak keuntungan, salah satu yang paling utama adalah karena PRP menggunakan kekuatan alami tubuh dalam pembaruan, karenanya hampir dapat di pastikan tidak aka nada penolakan dari tubuh karena bahan di ambil dari tubuh penderita sendiri. Yang perlu jadi catatan,terapi PRP ini hanya dapat digunakan pada pasien dengan nyeri persendian yang belum memasuki tingkat lanjut. Untuk kerusakan sensi tingkat lanjut,memerlukan operasi ganti sendi.

PLATET RICH PLASMA


nyeri-pinggul.jpg

Pada dasarnya,dua faktor penyebab osteoarthritis atau pengapuran sendi, yang pertama adalah faktor dari dalam,dan lainnya yang berasal dari diri sendiri. Faktor-Faktor ini bersifat “given” dan tidak dapat di ubah.

Faktor yang kedua adalah faktor dari luar seperti berat badan,aktifitas fisik seperti olahraga berat,kerja berat yang bisa mempengaruhui”umur pakai sendi”. Hal lain yang termasuk dalam faktor dari luar ini misalnya kecelakaan,atau memiliki penyakit sendi lain,seperti asam urat atau rematik yang kemudian memicu terjadinya pengapuran sendi.

“Secara umum,wanita memiliki resiko dua kali lebih besar terkena pengapuran sendi,utamanya yang sudah di atas 60 tahun. Pertama karena wanita memiliki hormon estrogen, yang pada saat wanita memasuki masa menepouse,hormon tersebut turun drastis. Padah hormon ini adalah  hormon yang protektif melindungi sendi dan tulang,’’ujar dr Gede Chandra Sp.OT. ’’Oleh karena itu,begitu memasuki masa menepouse,wanita sangat rentan terhadap penyakit sendi dan tulang.”

Selain itu di tambahkan oleh Dr Gede Candra semasa hidupnya ,wanita lebih sering terpapar dengan peningkatan berat badan yang drastis. Misalnya saat hamil,dimana seorang wanita bisa mengalami kenaikan berat badan sekitar 15 kg- 20kg. “itu akan memberikan beban kepada sendi dan mengurangi umur pakai sendi,”terangnya.

Gejala awal yang bisanya menyertai pengapuran sendi,dimanapun tempatnya,baik itu pengapuran sendi lutut,tulang belakang,dan panggul adalah rasa nyeri. Gejala lainnya adalah kalau dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari seperti bejalan,naik dan turun tangga,sholat dll. “Khususnya di sendi panggul di daerah lihat paha,sampai pantat bagian belakang, dan bisa juga menjalar sampai ke lutut,’’jelasnya. “Makanya kalau ada sakit di lutut,jangan lupa sendi di panggul,karena bisa jadi penjalaran dari sana.”

Para penderita pengapuran sendi panggul biasanya juga mengalami kesulitan melakukan aktifitas-aktifitas yang berhubngan dengan menekuk sendi panggul,misalnya duduk,naik tangga,sholat, dll dimana ada tekukan di bagian panggul dan saat ada beban berat ke sendi,misalnya loncat,turun tangga,dll

Untuk itu, Dr Chandra menunturkan, hal yang pertama bisa dilakukan oleh para penderita pengapuran sendi, termasuk, sendi panggul adalah mengurangi beban sendi, misalnya mengurangi berat badan atau aktifitas yang membebani sendi.”Misalnya biasanya suka aerobic, itu kan olahraga high impact untuk sendi panggul,jangan dilakukan lagi,”Ujarnya.

Di RSOT Surabaya,selalu dilakukan penangann multi modal approach. Penanganan pertama di lakukan dengan pemberian obat, kedua dengan fisioterapi, dan ketiga adalah occupational teraphy, yakni memodifikasicara berkerja dan beraktifitas pasien termasuk di dalamnya mengatur diet berat badan.”Pemberian obat sendiri ada obat oral hingga suntik,yakni penggunaan platet rich plasma yang menggunakan darah pasien itu sendiri.”terangnya.

Jika pendekatkan di atas dirasa tidak cukup membantu karena tingkat pengapuran sendi panggulnya sudah masuk dalam fase berat, diaman pasien mengalami nyeri hebat dan sangat menggangu aktifitas,seperti susah bergerak dan berjalan,barulah dilakukan operasi penggantian sendi.

Improvement yang bisa dihasilkan dengan operasi tergolong sangat dramastis. Pasien yang awalnya merasakan sangat sakit di bagian sendinya, sakitnya akan sangat berkurang sehingga aktifitas sehari-harinya bisa berjalan dengan baik lagi.”Memang biasanya kita lakukan pada pasien yang berusia di atas 60 tahun dengan kerusakan sendi yang berat. Prosesnya tidak terlalu lama hanya sekitar 90 menit, dengan masa recovery satu-dua bulan pasca operasi sudah bisa berjalan,”urai Dr Chandra. “Setelah enam bulan bisa olahraga ringan, seperti yoga ringan,jalan kaki, sepeda, renang,masih bisa.”

Kesimpulannya, pada pasien dengan kerusakan sendi berat,penggantian sendi dapat meningkatkan kembali kualitas hidup pasien,membuat pasien bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

Pengapuran Sendi Panggul

sakit-lutut-alodokter.jpg

Apa itu pengapuran sendi ? Pengapuran sendi adalah istilah namun untuk menggambarkan suatu penyakit yang disebut OSTEOARTHRITIS (OA). Istilah lain yang yang sering di gunakan masyarakat adalah sendi aus, atau minyak sendinya habis. OA Merupakan suatu keadaan dimana terjadi penipisan tulang rawan atau sendi (aus atau rusak). Penyebabnya bermacam-macam,mulai penuaan,ginetik,obesitas,kelainan bentuk sendi,trauma dsb .

Sendi yang paling sering terkena OA adalah sendi-sendi penahanan berat badan,yaitu sendi lutut,sendi panggul dan sendi tulang belakang. Orang yang berisiko terkena OA adalah yang berusia di atas 50 Tahun.Tetapi bukan berarti OA tidak  bisa terjadi pada yang lebih muda. OA Bisa lebih cepat muncul pada orang yang kelebihan berat badan,olahragawan,dan seseorang yang memiliki kelainan bentuk sendi. (Misalnya lututnya berbentuk huru”O”.

Keluhan utama orang yang terkena OA adalah nyeri pada sendi. Apabila yang terkena adalah sendi yang menopang berat badan,misalnya sendi lutut,maka keluhannya adalah nyeri pada lutut. Nyeri lutut biasanya memberat saat di pakai jalan jauh,atau saat mau berdiri dari posisi duduk atau jongkok. Seringkali pasien juga merasa ngilu saat bersujud ketika melakukan sholat. Hasil pemeriksaan foto rontogen sering sekali menunjukan adanya penyempitan celah sendi, disertai penumbuhan tonjolan tulang (osteofit) yang lalu di istilahkan sebagai pengapuran sendi.

Bagaimana penangannanya ?

Kerusakan tulang rawan bisa di golongkan menjadi kerusakan ringan,sedang,atau berat. Pada kerusakan ringan dan sedang, pengobatan bisa dilakukan secara non operatif, yaitu melalui pemberian obat,latihan penguatan otot,dan fisioterapi.

Obat yang diberikan umumnya adalah obat anti nyeri, dan obat nutrisi tulang rawan, yaitu glukosamin. Pemberian glukosamin dapat dilakukan dengan cara diminum,dioles atau disuntikan langsung kedalam sendi.

Alternatif terapi lain adalah obat yang disebutkan ke dalam sendi adalah dengan pemberian PRP (Platet Rich Plasma). PRP merupakan hasil pemrosesan darah pasien sendiri,berupa trombosit yang kaya akan zat – zat penyembuhan.

Sementara itu,pada kerusakan tulang rawan yang berat,intensitas pengobatan konservatif (obat,latihan,dan penyuntikan) tidak dapat mengurangi nyeri,sehingga pilihan terbatas pada operasi.

Operasi yang di lakukan adalah mengganti sendi yang rusak dengan sendi baru yang terbuat dari campuran logamyang ringan namun kuat. Dengan pergantian sendi, nyeri yang dirasakan dapat berkurang drastic,dan pasien bisa kembali menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan.

Di RSOT Surabaya,Operasi ganti sendi umunya memerlukan waktu operasi yang lebih singkat, karena menggunakan teknologi penggantian sendi yang ringkas dan lebih presisi. Waktu pemulihan pasca operasi berakhir antara 3-5 hari, bergantung pada kondisi pasien.

Nyeri Lutut


Copyright by Surabaya Orthopedi 2021

WhatsApp Live Chat