Please wait...



Blog

CLASSIC LIST

patah-tulang-paha-bahaya-gak-ya-1200x800.jpg

Tulang paha adalah tulang yang paling kuat dan paling besar pada tubuh manusia, kemungkinannya sangat kecil untuk mengalami patah retak atau patah (fraktur). Walaupun mempunyai resiko yang sangat minim, seseorang mungkin saja dapat mengalami patah tulang paha dengan berbagai penyebab.

Patah tulang paha merupakan cedera yang biasa terjadi karna tekanan dan kecelakaan yang cukup parah, misalnya kecelakaan lalu lintas dapat menjadi pemicu utama seseorang mengalami patah tulang paha.

Jenis – jenis Patah Tulang Paha

Patah tulang paha memiliki beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut :

  1. Fraktur Femur Proksimal

Biasa disebut juga dengan patah tulang pinggul, kondisi ini dapat terjadi ketika tulang paha atas yang bedekatan dengan sendi panggul mengalami patah.

Fraktur femur proksimal terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :

  • Fraktur leher femur : patah pada sendi pinggul dan bagian atas tulang paha.
  • Fraktur intertrochanter femur : patah tulang terjadi dibawah leher femur, tetapi patah tulang jenis ini lebih mudah ditangani dibandingkan dengan fraktur leher femur.
  • Fraktur insufisiensi : mayoritas sering terjadi pada tulang panggul daripada tulang paha, kondisi patah tulang paha pada jenis ini dapat diobati tanpa operasi.
  1. Fraktur Batang Femur

Merupakan cedera yang terjadi pada poros femoral yaitu merupakan tulang paha yang panjang dan lurus. Jenis patah tulang ini, hampir selalu membutuhkan operasi pada metode pengobatannya, supaya pasien dapat berjalan dan beraktivitas seperti sedia kala kembali.

  1. Fraktur Femur Suprakondiler

Jenis patah tulang paha yang terjadi tepat di atas sendi lutut. Patah tulang jenis ini paling sering dialami oleh seseorang yang mempunyai riwayat osteoporosis akut atau orang yang pernah menjalani operasi lutut total sebelumnya.

Penyebab Patah Tulang Paha

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, tulang paha merupakan tulang terbesar dan terkuat pada tubuh manusia. Sehingga sulit untuk mengalami retak atau patah, penyebab paling sering seseorang mengalami patah tulang paha ialah akibat dari kecelakaan lalu lintas yang tergolong parah, bisa saat mengendarai mobil atau motor.

Faktor usia ternyata juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya resiko patah tulang paha. Hal ini dikarenakan seseorang yang sudah lanjut usia cenderung mudah jatuh karna kekuatan tulang sudah menurun, sehingga rentan mengalami patah tulang.

Gejala Patah Tulang Paha

Berikut beberapa gejala patah tulang paha yaitu :

  • Pada kaki yang patah tidak dapat dijadikan tumpuan
  • Terasa nyeri yang sangat hebat pada bagian paha
  • Bagian kaki yang patah terlihat lebih pendek

Pencegahan Patah Tulang Paha

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa patah tulang paha dapat terjadi karna adanya hantaman keras yang bisa disebabkan oleh terjadinya kecelakan kendaraan bermotor atau bermobil. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika sedang bepergian menggunakan kendaraan harap pastikan untuk selalu menggunakan sabuk pengaman saat berada di dalam mobil. Dan berhati-hatilah saat mengemudi kendaraan apapun baik mobil atau motor agar terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan patah tulang paha.

Usia yang semakin bertambah juga dapat menyebabkan semakin tinggi resiko seseorang mengalami patah tulang, untuk menghindari hal ini terjadi pastikan tubuh selalu mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup setiap harinya. Sering berjemur di bawah sinar matahari pagi juga sangat baik untuk kesehatan tulang.

Kapan Harus Ke Dokter?

Untuk mengetahui kondisi patah tulang paha ada beberapa hal yang perlu dilakukan, seperti X-Ray dan juga CT Scan pada area tulang paha. Pengobatan yang cukup umum dilakukan untuk mengatasi patah tulang paha dengan tindakan bedah atau operasi.  Sebaiknya segera konsultasikan keluhan patah tulang paha ke dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi di rumah sakit terpercaya untuk mendapatkan penanganan yang tepat pada lokasi patah tulang yang Anda alami agar fungsi gerak tubuh dapat dipulihkan.

Sahabat Ortho, Jika Anda keluarga maupun kerabat mengalami patah tulang paha, jangan khawatir karena RS Orthopedi dan Trauamtologi Surabaya menyediakan layanan konsultasi rawat jalan untuk keluhan tulang dan sendi Anda. Dapatkan informasi terkini mengenai jadwal dokter yang tersedia dan lakukan appointment pada nomor RS yang tertera dibawah ini.

Informasi dan pendaftaran :

(031) 574 31 574 / 574 31 299
Whatsapp 0813 3662 1957 / 0813 3787 3131

IGD dan Ambulance 24 jam :

(031 574 31 574 ext 118 / 0823 3765 5500

 

RS Orthopedi dan Traumatologi Surabaya
– Your Bone and Joint Solution –


sakit-pinggang-1200x801.jpg

 

Sahabat Ortho, sakit pinggang merupakan penyakit yang dapat dialami oleh banyak orang. Sakit pinggang biasa terjadi karna cedera otot atau sendi pada area sekitar pinggang, akibat dari mengangkat beban berat, atau melakukan gerakan secara berulang. Sakit punggung bagian bawah juga dapat terjadi karna adanya gangguan organ ginjal atau terjadinya infeksi pada tulang belakang.

 

Penyebab Sakit Pinggang

Banyak kasus yang menjadi penyebab sakit pinggang salah satunya akibat dari cedera otot pada pinggang. Cedera dapat terjadi karena gerakan tiba-tiba dan berulang pada pinggang, contohnya saat mengangkat benda yang terlalu berat atau saat berolahraga seperti golf, tenis meja, dan bulu tangkis.

Sakit pinggang juga biasa dialami oleh pekerja kantor yang terlalu lama duduk bekerja didepan komputer, apalagi jika posisi duduk salah dan kursi yang tidak nyaman. Selain itu anak-anak juga dapat mengalami sakit pinggang, akibat dari sering membawa tas punggung yang terlalu berat.

Selain cedera-cedera yang disebutkan sebelumnya, sakit pinggang juga dapat terjadi karena adanya gangguan tulang belakang atau gangguan pada bagian tubuh lain. Berikut gangguan pada saraf tulang belakang yang dapat mengakibatkan sakit pinggang diantaranya :

  • Cedera tulang belakang akibat terbentur atau kecelakaan
  • Penyempitan ruas tulang belakang atau stenosis spinal
  • Peradangan pada sendi tulang belakang
  • Pengikisan bantalan tulang belakang karena faktor umur
  • Saraf terjepit akibat penonjolan bantalan tulang belakang (hernia nukleus pulposus)

 

Gejala Sakit Pinggang

Seberapa parah gejala sakit pinggang dapat dilihat dari sumber penyebabnya, rasa sakit yang muncul biasanya menyebar atau berkumpul di satu titik. Tingkat keparahan sakit pun bermacam-macam, mulai dari yang bersifat ringan, menengah, atau bahkan parah.

Rasa sakit dapat menyebar ke beberapa bagian tubuh meliputi paha, bokong, dan punggung bagian bawah. Rasa sakit yang berlangsung lebih dari tiga bulan dianggap sebagai sakit pinggang kronis. Gejala yang terjadi pada setiap orang biasanya berbeda-beda, tergantung dengan penyebabnya. Tetapi gejala umumnya hampir sama yaitu :

  • Pinggang terasa pegal, kaku, atau seperti ditusuk.
  • Nyeri yang merambat dari pinggang ke bokong sampai kaki.
  • Sulit untuk bergerak maupun berdiri tegak karna pinggang terasa nyeri.
  • Sakit semakin memburuk saat membungkuk, mengangkat benda berat, atau berjalan.

 

Diagnosis Sakit Pinggang

Dokter mendiagnosis sumber nyeri pinggang dari penjelasan secara spesifik pasien, kapan nyeri itu terjadi, seperti apa gejalanya, dan riwayat penyakit pasien. Lalu, dokter akan mempertimbangkan perlu atau tidaknya dilakukan rontgen, CT scan, atau MRI untuk melengkapi hasil diagnosis dan mulai melakukan perawatan.

 

Kapan Harus Ke Dokter

Sakit pinggang merupakan penyakit yang dapat sesekali kambuh dan sembuh dengan sendirinya. Namun bila sakit pinggang terjadi secara terus menerus selama 1 bulan dan menyebabkan kondisi tubuh semakin memburuk, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat pada bagian punggung yang mengalami sakit/nyeri. Agar Anda dapat kembali melakukan aktifitas seperti sedia kala.

Sahabat Ortho, Jika Anda, keluarga maupun kerabat mengalami sakit pinggang, jangan khawatir. RS Orthopedi dan Traumatologi Surabaya menyediakan layanan konsultasi keluhan seputar tulang, otot, sendi dan jaringan sekitarnya. Rawat jalan tetap buka di hari libur dan tanggal merah, kami siap membantu keluhan tulang Anda. Dapatkan informasi terkini jadwal dokter yang tersedia dan lakukan appointment di nomor pendaftaran RS yang tertera dibawah ini.

 

Informasi dan pendaftaran :

(031) 574 31 574 / 574 31 299
Whatsapp 0813 3662 1957 / 0813 3787 3131

IGD dan Ambulance 24 jam :

(031 574 31 574 ext 118 / 0823 3765 5500

 

RS Orthopedi dan Traumatologi Surabaya
– Your Bone and Joint Solution –

 

References :

https://www.halodoc.com/kesehatan/sakit-pinggang

https://www.alodokter.com/sakit-pinggang

https://www.ekahospital.com/better-healths/ortopedi/9-penyebab-sakit-pinggang-yang-sering-diremehkan

Image :

https://www.freepik.com/free-photo/front-view-young-male-having-backache-pink-background-color-male-model_13154989.htm#page=2&query=low%20back%20pain&position=23&from_view=search&track=ais


Osteomalacia.jpg

 

“Tulang Lunak” atau Osteomalacia adalah kondisi dimana tulang tidak dapat mengeras akibat kurangnya vitamin D, fosfor, atau kalsium.  Akibatnya tulang rawan bengkok dan beresiko mudah patah. Gejala umum dari Osteomalacia adalah nyeri pada tulang dan pinggul, juga kelemahan otot sehingga menyebabkan kesulitan berjalan, serta mudah lelah.

Osteoporosis dan Osteomalacia memiliki gejala yang hampir mirip, yaitu tulang rapuh. Osteoporosis terjadi akibat menurunnya massa tulang, sehingga tulang menjadi keropos setelah tulang tumbuh sempurna. Sedangkan Osteomalacia terjadi karena ketidaksempurnaan pembentukan tulang, sehingga tulang tidak mengeras.

Osteomalacia terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah kekurangan asupan vitamin D yang berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang. Mengalami gangguan pencernaan sehingga nutrisi tidak terserap maksimal, kondisi genetik langka juga dapat menyebabkan Osteomalacia.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi gangguan Osteomalacia, antara lain:

  • Sinar X
    Pemindaian dengan Sinar-X dilakukan untuk memeriksa apakah ada keretakan pada tulang yang menjadi ciri dari Osteomalacia
  • Tes Urine dan Test Darah
    pemersiksaan ini bertujuan untuk memeriksa kandungan vitamin D dalam tubuh, sebab Osteomalacia terjadi karena kurangnya asupan vitamin D
  • Pemeriksaan Kepadatan Tulang
    Pemindaian kepadatan tulang untuk mengevaluasi jumlah kalsium dan mineral yang ada pada tulang
  • Biopsi
    Pemeriksaan laboratorium dengan mengambil contoh jaringan tulang.

Bagi penderita Osteomalacia dapat mengkonsumi suplemen vitamin D, kalsium atau fosfat, tergantung pada kasus masing-masing. Misalnya, pasien dengan malabsorpsi usus (usus tidak dapat menyerap nutrisi atau vitamin dengan benar) mungkin perlu mengonsumsi vitamin D dan kalsium dalam jumlah yang lebih besar.

Kemudian ditambah dengan berjemur selama 10 – 15 menit. Waktu efektif berjemur bisa dimulai sekitar pukul 06.00 sampai dengan 08.00. Sinar matahari cukup kuat untuk menembus pakaian, jadi pastikan seluruh tubuh mendapat cukup paparan sinar matahari untuk merangsang pembentukan Vitamin D.

Ada juga beberapa perawatan lain yang dapat dilakukan untuk meredakan atau memperbaiki gejala Osteomalacia, yaitu:

  1. Korset
    menggunakan korset dapat menyangga tulang dan dapat mengurangi resiko ketidakteraturan tulang
  2. Pembedahan
    Untuk kasus yang parah, pembedahan atau operasi dapat memperbaiki kelainan bentuk tulang akibat Osteomalacia

Segera konsultasikan kepada dokter spesialis orthopedi bila menemui gejala-gejala Osteomalacia. Untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

 

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118

 

Reference:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteomalacia/symptoms-causes/syc-20355514
https://medlineplus.gov/vitaminddeficiency.html
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13017-osteomalacia

 


CTS.jpg

 

Pernahkah Anda merasakan nyeri atau kesemutan pada area tangan ketika sedang bekerja di depan computer? Jangan abaikan, bisa jadi itu merupakan gejala awal Carpal Tunel Syndrome (CTS)

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, nyeri atau lemah. Kondisi ini terjadi akibat saraf di dalam lorong pergelangan tangan sedang tertekan. Saraf tersebut adalah saraf yang mengontrol gerakan jari. Tekanan pada saraf tersebut menyebabkan ketidaknyaman pada tangan, sensasi ini dapat menjalar dari pergelangan tangan sampai ke lengan.

Gejala CTS bervariasi, umumnya seiring berjalannya waktu terjadi mati rasa pada pergelangan tangan. Cengkraman tangan menjadi lemah, menyebabkan sulit melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti memegang benda-benda kecil, memegang buku, menulis atau mengetik pada computer. Untuk para pekerja membuat gerakan sama dengan lengan, tangan, atau pergelangan tangan secara berulang-ulang dapat meningkatkan factor resiko CTS. Seperti pekerja yang menggunakan computer, penjahit, musisi dan mekanik. Hobi seperti berkebun dan bermain golf juga dapat meningkatkan resiko.

Untuk pekerja jika dirasa sudah terlalu banyak melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, sebaiknya istirahatkan tangan dan sempatkan melakukan peregangan otot disela-sela aktivitas. Contoh sederhana gerakan peregangan otot;

·  Angkat satu lengan sejajar bahu

·  Tekuk pergelangan tangan ke belakang (seperti membuat tanda “STOP”)

·  Gunakan tangan lainnya untuk menarik telapak ke belakang sampai lengan merasakan tarikan dibagian bawah

·  Tahan selama 15 detikLakukan bergantian dengan tangan yang lain selama 5 kali untuk mengurangi ketegangan otot-otot tendon di sekitar tangan

CTS tidak memerlukan pengobatan khusus, karena bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan. Namun tidak menutup kemungkinan juga CTS perlu diobati karena sering kambuh dan menganggu aktivitas.

Diagnosis CTS bisa dilakukan melalui pemeriksaan penunjang dengan Foto X-Ray, USG, EMG-NCV dan Laboratorium. Bila CTS diketahui lebih awal, pengobatan non bedah bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit.  Ada beberapa cara yang untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan karena efek CTS, seperti:

  • Menggunakan Wrist Support (Penyangga Pergelangan Tangan)
    Tujuan penggunaan Wrist Support adalah menempatkan pergelangan tangan agar tidak menekuk dan selalu berada di posisi yang lurus.
  • Mengkonsumsi Obat Antiinflamasi Nonsteroid
    Bila CTS dirasa mulai mengganggu dan terasa sakit, mengkonsumsi Ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dalam jangka pendek. Atau bisa juga dengan mengkomsi obat kortikosteroid unutk mengurangi peradangan dan pembengkakan.

Apabila gejala CTS sudah terlalu parah. Pengobatan dilakukan dengan cara operasi. Tujuan dari operasi  ini adalah memotong saraf ligamen untuk menghilangkan tekanan pada saraf median. Ada 2 metode operasi untuk menghilangkan gejala CTS, yaitu:

  • Operasi Terbuka
    Yaitu dengan cara membuat sayatan di telapak tangan diatas carpal tunnel kemudian memotong ligamen untuk membebaskan saraf. Proses penyembuhan ini membutuhkan waktu beberapa bulan.
  • Operasi Endoskopi
    Operasi ini dilakukan dengan memakai kameran kecil (endoskop) untuk melihat bagian dalam carpal tunnel, kemudian ligamen dipotong melalui satu atau dua sayatan kecil di tangan atau pergelangan tangan. Metode ini mampu mempercepat proses penyembuhan.

Segera konsultasikan dengan dokter spesialis orthopedi dan traumatologi apabila mulai merasakan gejala-gejala CTS. Jangan menunda untuk mendapatkan penanganan. Karena CTS yang dibiarkan akan berdampak pada kerusakan saraf.

 

Theri Effendi, Sp. OT (K) Hand, Upper Limb, and Microsurgery
Jadwal Praktik
Senin & Kamis : 17.00 – 19.00

Selasa & Jumat : 15.00 – 17.00

Rabu: 13.00- 15.00

Sabtu : 14.00 – 19.00
Minggu : 11.00 – 14.00

 

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118

 

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/carpal-tunnel-syndrome/symptoms-causes/syc-20355603

https://www.webmd.com/pain-management/carpal-tunnel/carpal-tunnel-syndrome#1


Penanganan-CTEV-1200x800.jpg

Congenital Talipes Wquino Varus (CTEV) atau Club Foot merupakan kelaianan tulang dan sendi kaki yang paling sering dijumpai pada bayi baru lahir, kelaianan ini terjadi karena ada kekakuan tendon yang menghubungkan otot kaki dengan tulang telapak kaki, sehingga tendon memendek dan kaki tertarik kearah dalam. CTEV terjadi pada sekitar 1:1000 kelahiran, hingga kini penyebab CTEV belum diketahui dengan jelas penyebabnya.

Masa kehamilan merupakan fase terpenting dalam pembentukan organ tubuh bayi. Pada masa ini, gejala CTEV dapat diketahui sejak melalui  pemeriksaan USG. Penegakan diagnosis kemudian dapat dipastikan ketika bayi lahir oleh dokter spesialis orthopedic dan traumatology melalui X-Ray pada kaki bayi. Dengan penanganan dini yang tepat, CTEV bisa disembuhkan melalui metode ponseti.

Metode ponseti ada 2 tahap. Tahap pertama pada bayi yang masih berusia 1-2 minggu dokter spesialis orthopedic dan traumatology akan menempatkan kaki bayi ke posisi yang benar, kemudian disangga dengan gips agar tidak goyang dan tetap pada posisi yang tepat. Perbaikan posisi kaki ini akan membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan jangka waktu penggantian gips setiap 7 hari.

Pada saat menggunakan gips ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu pastikan rutin mengganti popok agar kotoran bayi tidak bocor kearah gips sehingga gips tetap kering, periksa apakah ada lecet pada kulit disekitar gips dan periksa jari kaki anak tetap tetap terasa hangat.

Tahap ponseti yang kedua adalah pamasangan sepatu khusus (dennis brown shoes) untuk mempertahankan posisi kaki. Sepatu khusus ini terhubung dengan sebuah batang logam, yang berfungsi untuk menjaga posisi kaki tetap kearah luar.

Sepatu khusus ini harus dipakai sepanjang hari selama 3 bulan pertama sejak gips dilepas. Setelah itu pemakaian dapat dilakukan selama 12 jam pada malam hari dan 2-4 jam pada siang hari. Sehingga total pemakaian 14-16 jam dalam sehari sampai anak berusia 3-4 tahun. Kontrol berkala disarankan setiap 4-6 bulan sekali agar dokter orthopedic dan traumatology dapat menilai perubahan-perubahan pada buah hati.

Namun pada beberapa kasus, dokter akan melakukan tindakan operatif. Tindakan operatif ini dilakukan apabila usia anak lebih dari 30 bulan dan telat untuk ditangani atau ketika tindakan non operatif belum membawa hasil yang menggembirakan karena kasus terlalu parah. Tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan memanjangkan atau memposisikan ulang tendon dan ligamen untuk memudahkan kaki pindah ke posisi yang lebih baik.

Jadi jangan biarkan masa-masa emas buah hati anda mengalami masalah ini. Jika Anda atau keluarga memiliki masalah ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis orthopedi pediatric  kami untuk mendapatkan penanganan terbaik, mulai dari deteksi dini , penanganan nonoperatif sampai dengan tindakan bedah minimal invasive. Penanganan yang tepat diharapkan dapat mengembalikan struktur anatomi pada kaki anak. Sehingga dapat meningkatkan kualitas aktivitas buah hati.

 

Dr. Anggita Dewi, Sp.OT
Jadwal Praktik
Senin – Jumat : 10.00 – 14.00
Sabtu : 14.00 – 19.00
Minggu : 11.00 – 14.00

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118


Vit-D.jpg

Di masa Pandemi Covid-19 ini sangat penting menjaga imunitas tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang kuat akan membuat tubuh kita lebih maksimal dalam menangkal virus dan bakteri. Salah satu cara menjaga daya tahan tubuh adalah mencukupi kebutuhan Vitamin D.

Vitamin D merupakan vitamin larut lemak. Kebutuhan tubuh akan vitamin D dapat dipenuhi dari asupan makanan (Vitamin D2) dan sinar matahari (Vitamin D3). Selain itu vitamin D banyak berperan dalam kesehatan tulang dan homeostasis kalsium serta memiliki peranan penting dalam proteksi tubuh dari berbagai penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti influenza dan tuberculosis paru.

Sehingga vitamin D tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan dan kekuatan tulang, namun juga bermanfaat untuk memperkuat imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang kuat akan mengurangi resiko tertular virus. Jika kadar Vitamin D rendah, tubuh cenderung rentan terhadap infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Walaupun uji klinis yang meneliti efek vitamin D secara spesifik terhadap SARS-CoV-2 belum tersedia, namun Vitamin D telah berperan dalam modulasi sistem imun dengan menghambat pengeluaran sitokin proinflamasi dan meningkatkan sitokin yang bersifat antiinflamasi. Vitamin D juga mampu berinteraksi dengan protein angiotensin-converting-enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuknya virus SARS-CoV-2.

Pastikan tubuh mendapat cukup asupan Vitamin D setiap hari. Vitamin D dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makananan  seperti ikan salmon, daging sapi, hati sapi, telur dan susu. Kemudian ditambah dengan berjemur selama 10 – 15 menit. Waktu efektif berjemur bisa dimulai sekitar pukul 06.00 sampai dengan 08.00. Sinar matahari cukup kuat untuk menembus pakaian, jadi pastikan seluruh tubuh mendapat cukup paparan sinar matahari untuk merangsang pembentukan Vitamin D.

Asupan tubuh akan Vitamin D juga dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen Vitamin D. Kebutuhan  vitamin D yang diserap oleh tubuh berbeda pada setiap usia. Berdasarkan ketetapan dari Kementerian Kesehatan, Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada usia 10 – 64 tahun, vitamin D yang dibutuhkan adalah 600 iu setiap hari. Sedangkan untuk usia 64 tahun keatas membutuhkan 800 iu setiap hari.

Hindari mengkonsumsi suplemen Vitamin D secara berlebihan, bila kebutuhan harian Vitamin D dirasa sudah tercukupi. Dosis vitamin D yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti sakit perut, telinga berdenging, otot tubuh melemah, dan bahkan gagal ginjal. Karena suplemen kesehatan berfungsi untuk melengkapi kebutuhan zat gizi dan bukan untuk mengobati suatu penyakit.

 

 

REFERENCE

https://kemkes.go.id
https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treatments-for-covid-19
https://www.alodokter.com/fakta-vitamin-d-untuk-covid-19


dr-Chandra-1200x825.jpg

Meski angkanya tak sebanyak cedera pada lutut dan ankle, dislokasi bahu merupakan salah satu cedera yang cukup banyak terjadi pada olahraga. Masalahnya, cedera ini seringkali disepelekan. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, akan berpotensi mengelami cedera yang sama di masa depan, dengan prosentase berkisar 70%-100%. Atau hampir pasti kan mengalami dislokasi bahu lagi.

Dislokasi bahu merupakan kondisi dimana sendi bola pada lengan atas keluar dari soket bahu. Hal ini dapat terjadi karena adanya trauma dari luar seperti benturan, jatuh dengan tangan menahan badan atau tangan terlentang ke samping, dorongan dari depan atau belakang, dll.

Beberapa olahraga yang cukup riskan terhadap cedera bahu adalah olahraga dengan body contact atau rawan terhadap tabrakan dengn lawan, serta olahraga overhead atau dengan posisi tangan di atas kepala, seperti voli, bulutangkis, basket, renang, dll.

Masalahnya , selama ini masalah dislokasi bahu ini seringkali undertreatment atau sedikit disepelekan, karena dianggap cukup ditangani dengan cara mengembalikan bahu ke posisi semula. Menurtu dr. Gede Chandra, Sp.OT, ada satu yang harus diwaspadai bahwa cedera bahu yang dialami oleh mereka di bawah 20 tahun, memiliki potensi besar untuk mengalami cedera ulang, jika tidak ditangani dengan benar.

“Prosentasenya hingga 70%-100% akan mengalami dislokasi lagi di masa depan. Sebab, bahu pada dasarnya memiliki jaringan yang sangat kuat. Sehingga jika terjadi dislokasi, ada jaringan yang rusak cukup parah pada bahu tersebut, karena pada dasarnya mereka yang berusia muda sendinya masih sangat kuat,” papar dr. Gede. “Kejadian pertama mungkin butuh benturan keras sehingga terjadi dislokasi. Berikutnya mungkin hanya jatuh, sudah dislokasi. Nanti berikutnya, bisa saja menguap dengan tangan direntangkan sudah terjadi dislokasi bahu.”

Sementara itu, dislokasi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun dan tidak mendapat penanganan yang baik, akan memunculkan potensi terjadinya dislokasi bahu kembali di masa depan. Risiko berkisar 30%.

Itu sebabnya, dr. Gede sangat menekankan adanya penanganan yang baik pada dislokasi bahu. Apalagi bagi atlet yang memiliki tuntutan intensitas olahraga yang tinggi. “Jadi bukan hanya ditarik dan dikembalikan ke posisi semula, kemudian selesai,” ujar dr. Gede. “Kalau hanya olahraga rekreasional mungkin tidak terlalu mengganggu, tapi potensi untuk dislokasi lagi selalu ada.”

PENANGANAN DENGAN ARTHROSCOPY

Ditekankan oleh dr. Gede, penanganan pada dislokasi bahu pada prinsipnya adalah usaha yang dilakukan oleh dokter orthopedi dengan sub-spesialisasi sport injury untuk memastikan bahwa penderita dapat kembali berolahraga dengan baik dan kompetitif seperti semula, bukan hanya sekedar mengembalikan posisi bahu, namun membuat pasien berolahraga secara baik.

Salah satu penanganan yang dapat diterapkan di RS Orthopedi & Traumatologi (RSOT) Surabaya adalah operasi dengan teknik arthroscopy, yakni operasi minimal invasive dengan luka sayat yang sangat kecil, bahkan kurang dari 1 cm. Teknologi modern ini mengubah paradigma bahwa operasi adalah sesuatu yang menakutkan.

“Penanganan dislokasi bahu bisa dilakukan dengan arthroscopy. Diperbaiki jaringan-jaringan yang robek di sekitar bahu, sehingga bahu bisa utuh seperti semula. Statistiknya bagus. Dari risiko cedera ulang sebesar 70%-100%, bisa turun sampai 4%-20%. Sehingga penanganan arthroscopy memberi harapan yang sangat baik bagi orang-orang yang ingin berolahraga berat pasca dislokasi bahu,” terang dr. Gede. “Arthroscopy dapat mnyelesaikan masalah pada sendi. Selama berhubungan dengan sendi, hampir selalu bisa dengan arthroscopy.”

Selain itu dr. Gede juga menekankan pentingnya rehabilitasi dan kemauan bersabar untung menggunakan bahunya secara bertahap pasca operasi. “Misal untuk satu bulan pertama, gerakan ayunan untuk bahu, berikutnya meningkat lagi, dan seterusnya. Prinsipnya, rehabilitasi bertahap tidak boleh dilupakan.” Ujar dr. Gede. “Orang kadang maunya instan, operasi langsung sembuh. Untuk cedera sendi butuh waktu, karena sendi bagian bergerak, berbeda dengan tilang yang cenderung statis. Jadi cedera pada sendi, termasuk sendi bahu, harus didiamkan sebentar. Atau gerak sedikit dulu baru gerak banyak.” tutup dr. Gede.


Copyright by Surabaya Orthopedi 2021

WhatsApp Live Chat