WASPADA DAN KENALI KELAINAN BENTUK PUNGGUNG BALITA DAN ANAK

Kelainan bentuk tulang belakang pada anak bisa terjadi pada berbagai tahap perkembangan,semasa bayi,ataupun di masa balita dan kanak-kanak. Bagaimana cara mendeteksi secara dini kelainan bentuk punggung buah hati kita?
3 kelainan bentuk tulang belakang pada anak yang wajib dikenal oleh orang tua :
- Kifosis
Kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang di mana tulang belakang bagian atas membungkuk lebih dari 40 derajat. Dari samping, orangtua akan bisa mengamati bahwa punggung anak terlihat bungkuk/sangkuk (Bahasa Jawa). Selain karena bawaan lahir, kifosis pada balita bisa terjadi karena berbagai sebab seperti :
- Masalah metabolic
- Kondisi neuromuscular
- Brittle bone disease, kondisi yang membuat tulang sangat mudah patah.
- Penyakit
- Tumor tulang belakang
- Infeksi TBC tulang belakang
Kebiasaan duduk sambil membungkuk saat belajar atau bermain gawai juga dapat membuat postur tubuh anak berubah menjadi sangkuk (kifosis postural). Kifosis pada balita bisa dikenali dari gejala seperti, kepala cenderung lebih condong ke depan dibanding bagian tubuh kita, bagian belakang atas terlihat lebih menonjol.
- Hiperlordosis
Hiperlordosis atau swayback adalah kelainan bentuk tulang belakang pada anak dimana area bawah tulang belakang melengkung ke arah dalam secara berlebihan. Penyebabnya antara lain :
- Kelainan neuromuscular, misal cerebral palsy.
- Achondroplasia : Gangguan pertumbuhan tulang.
- Discitis : Peradangan pada ruang di antara tulang belakang akibat infeksi.
- Trauma
3. Scoliosis
Scoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang pada anak yang melengkung ke samping seperti huruf C atau S, dengan sudut lebih dari 10 derajat (pengukuran derajat pada xray tulang belakang)
Penyebab :
Sebagian kecil kasus scoliosis disebabkan oleh cerebral palsy atau distrofi otot, tapi mayoritas lainnya tidak diketahui secara pasti penyebabnya (idiopatik). Scoliosis juga disebabkan, karena cacat bawaan lahir dimana ruas-ruas tulang belakang tidak tumbuh sempurna.
Gejala umum scoliosis pada balita dan anak di antaranya adalah :
- Bahu miring dan tidak sejajar, dengan satu tulang belikat terlihat lebih menonjol.
- Rusuk yang terlihat lebih menonjol pada satu sisi.
- Tinggi dan posisi pinggul yang tidak sejajar.
- Besar payudara tidak sama.
Faktor resiko apa saja yang harus diwaspadai :
- Usia puber, Anak perempuan usia 8-13 tahun, anak laki-laki usia 9-14 tahun. Rentang usia ini adalah masa dimana anak mengalami percepatan pertumbuhan tinggi badan yang pesat. Oleh karena itu skrining scoliosis di sekolah-sekolah dilakukan untuk kelompok usia ini, tujuannya dalah mendeteksi adanya gejala idiopatic adolescent scoliosis sedini mungkin.
- Scoliosis lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
- Riwayat keluarga : ibu, nenek juga penderita scoliosis. Bakat menderita scoliosis bisa diturunkan di keluarga. Meskipun demikian, belum tentu bakat tersebut diturunkan ke semua anak dalam satu keluarga. Scoliosis juga bisa terjadi walau tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga.
Kelainan bentuk tulang belakang pada balita dan anak bisa ditangani dengan latihan postur,pemakaian brace, atau prosedur operasi, tergantung dengan tingkat keparahannya. Makin cepat mendapat penanganan, biasanya hasilnya akan makin baik.
Apa yang bisa terjadi bila tidak mendapat penanganan yang tepat :
- Anak mudah mengeluh sakit punggung. Keluhan sakit akan makin meningkat seiring pertambahan usia.
- Scoliosis berat dapat menyebabkan anak mudah sesak saat beraktifitas. Fungsi paru terganggu.
- Tidak percaya diri karena diolok-olok teman.
4 HAL YANG BISA DILAKUKAN ORANGTUA :
K : Kembangkan kebiasaan duduk yang baik. Batasi pemakaian gawai.
A : Ajak anak berolahraga diluar ruangan. Belajar renang akan sangat membantu mengubah postur tubuh.
K : Kenali sejak dini tanda dan gejala kelainan bentuk punggung.
I : Ikuti saran dan petunjuk dokter bila anak telah mendapatkan pemeriksaan