Please wait...



Blog

CLASSIC LIST

mVGcQcoS7mmzQijnhCDrAN-320-80.jpg

Setiap harinya terjadi ”aktifitas rahasia” pada tulang kita, yakni proses pembentukan dan pembongkaran tulang. Secara sederhana, osteoporosis adalah sebuah kondisi dimana terjadi pengeroposan tulang akibat pembongkaran tulang terjadi lebih masif dibandingkan dengan proses pembentukan tulang.

Jaringan tulang setidaknya memiliki dua jenis sel, yakni osteoblas yang bertanggung jawab dalam hal pembentukan dan pengembangan tulang, dan osteoklas yang memiliki fungsi kebalikannya: Melakukan pembongkaran tulang. Itu sebabnya, ”perang” antar keduanya yang terjadi setiap hari sangatlah menentukan bagi kesehatan tulang manusia. Jika sel osteoklas lebih sering unggul, apalagi terjadi pada jangka waktu lama, maka kemungkinan terjadinya osteoporosis akan sangat besar.

”Jadi kita bisa tahu antara sel pembentuk tulang dan pengurai tulang,” ujar dr. Arwinda Pusparahaju A., Sp. KFR. ”Osteoporosis itu silent thief. Untuk itu diperlukan management penanganan yang baik untuk menghindari dan menangani osteoporosis dan memastikan sel pembentuk yang lebih unggul.”

Berkaitan dengan management tersebut, dr. Arwinda kembali memberikan  analogi mengenai pembangunan tembok, dimana tak cukup hanya dengan batu bata, pembangunan tembok juga memerlukan pasir, semen, besi, dll. Begitu juga dengan pencegahan dan penanganan osteoporosis, dimana terdapat banyak hal yang harus diperhatikan, tidak cukup hanya kalsium saja.

Selain memastikan asupan kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup, paparan sinar matahari juga sangat diperlukan. Menurut dr. Arwinda, sinar matahari penting untuk mengubah pro vitamin D3 menjadi vitamin D di kulit.

”Kita ini sudah punya bahan pro vitamin D3. Matahari-lah yang bisa mengubah menjadi vitamin D,” tegasnya. ”Untuk itu perlu berjemur atau membiarkan kulit kita terpapar sinar matahari. Jalan saja sambil olahraga, antara jam tujuh sampai sembilan pagi. Jangan terlalu siang, tapi juga jangan terlalu pagi. Kebiasaan kita yang biasanya olahraga setelah subuh itu harus diubah.”

Poin penting berikutnya untuk mejaga kesehatan tulang dan menangani osteoporosis adalah dengan bergerak atau berolahraga, melatih otot-otot yang menggerakkan tulang. ’Tulang itu baru akan membentuk sel-selnya atau melakukan remodeling jika ditarik, ditekan, dipuntir, dan sebagainya. Nah, siapa yang menggerakkan? Otot. Di situlah peran rahabilitasi medik, membantu melakukan latihan-latihan otot yang kemudian berpengaruh pada kesehatan tulang,” papar dr. Arwinda.

Exercise atau latihan yang disarankan untuk kesehatan tulang adalah weight-bearing exercise atau latihan pembebanan pada tulang dengan menyangga tubuh kita sendiri dan bersifat endurance atau menambah daya tahan jantung, paru, dan organ lainnya. Beberapa olahraga yang bisa dipilih seperti jalan kaki atau joging, yoga, taichi, dll.

dr. Arwinda juga menggarisbawahi intensitas latihan sebagai salah satu hal penting dalam pembentukan tulang yang kuat. ”Harus rutin. Disarankan seminggu lima kali, supaya pembentukan tulangnya masih menang dibanding pembongkaran tulangnya,” ujarnya. ”Tapi jangan over-exercise juga. Kalau jalan tiap hari masih tidak apa-apa. Tapi kalau olahraga berat, sebaiknya diberi dua hari libur. Kecuali bisa jaga asupan seperti atlet di pelatnas, misalnya.”

Dr. Arwinda juga mengingatkan bahwa osteoporosis juga bisa disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Seperti merokok, minum alkohol, terlalu banyak mengonsumsi soda, dll. Selain itu, osteoporosis juga dapat dikarenakan faktor genetik atau faktor-faktor yang tidak bisa diubah seperti gender, umur, ukuran badan, etnis, dll.

Dari segi usia, wanita yang telah memasuki masa menopause disarankan untuk meningkatkan awareness, karena saat masuk menopause, hormon estrogen pada wanita yang juga memiliki manfaat sebagai hormon yang membantu pembentukan tulang, berkurang secara drastis. Pun bagi mereka yang sudah berusia lanjut, biasanya juga berkurang kekuatan ototnya, sehingga mengakibatkan mudah jatuh.

”Itu sebabnya, makin tua seseorang, seharusnya semakin sering stretching. Dan harus dilakukan dengan benar. Mulai pemanasan, peregangan, peguatan, dan pendinginan,” ujar dr. Arwinda. ”Jika perlu, kondisi rumah orang tua juga harus dimodifikasi. Kamar mandi jangan sampai licin, anak tangga diberi tanda, jangan ada kabel berserakan, dan lainnya. Intinya prevent to fall, orang tua jangan sampai jatuh.”

   Menjaga postur tubuh juga menjadi sesuatu yang penting. Cara berdiri, cara duduk, cara berjalan juga harus diperhatikan untuk memastikan tulang tidak tertekan. Jika perlu, penggunaan alat bantu seperti brace atau korset, tongkat, walker, dan alat lainnya juga perlu dipertimbangkan.

”Kabar baiknya, dengan exercise yang baik dan benar. kekuatan otot bisa meningkat, postur membaik, keseimbangan meningkat, sehingga aktifitas fisik juga meningkat,” ujar dr. Arwinda

Dunia kedokteran juga terus melakukan inovasi bagi para penderita osteoporosis, termasuk pada obat-obatan, dimana untuk menjaga tulang tetap dalam kondisi baik, dapat diberi obat anti pembongkaran. ”Sekarang sudah ada yang dosis minumnya seminggu atau bahkan sebulan sekali, sehingga tingkat kepatuhan  minum obatnya dapat lebih ditingkatkan,” tutup dr. Arwinda.


mengapa-wanita-lebih-rentan-terkena-osteoporosis-pAPp0hAm77.jpg

Penuaan (aging) adalah suatu proses alami yang akan terjadi pada orang seiring bertambahnya usia, ditandai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial. Dalam penurunan kondisi fisik, proses aging pada seseorang bisa mengenai tulang ataupun sendi. Wanita lebih rentan mengalami proses degeneratif ini karena faktor hormonal, sedangkan pada pria lebih banyak dikarenakan faktor usia.

Proses aging atau penuaan pada tulang manusia dibagi jadi dua bagian. Jika mengenai tulang disebut osteoporosis, sedangkan jika mengenai persendian disebut osteoarthritis atau radang sendi.

Menurut Dr. Komang Agung I. S., dr., Sp. OT (K), ada tiga lokasi yang paling banyak terkenal osteoporosis. Yakni punggung, pergelangan, dan panggul. Sementara osteoarthritis, meski menyerang di lokasi yang berbeda-beda, namun paling banyak terjadi di sendi-sendi penyangga tubuh seperti tulang belakang, tulang panggul, dan lutut.

Wanita juga disebut memiliki risiko mengalami osteoporosis dan radang sendi yang lebih besar dibanding pria. “Penyebab percepatan osteoporis maupun osteoarthritis itu ada tiga, yakni Forty atau usia di atas 40 tahun, Fatty  atau berat badan berlebih, dan Female atau lebih banyak menyerang wanita,” terang dr. Komang. “Biasanya ketika menapouse, wanita tidak bisa mengontrol berat badannya. Faktor-faktor itu yang dapat memperberat kondisi tulang dan sendinya.”

Yang juga harus jadi catatan, proses penuaan atau aging tidak hanya mengubah struktur tulang dan sendi, namun juga membuat massa otot mengecil dan otot menjadi tidak kuat, sehingga menimbulkan risiko jatuh. Tak hanya itu,  osteoporosis dan radang sendi juga bisa menimbulkan keluhan nyeri. “Pada punggung, keluhannya selain di pinggang bisa menyebar sampai ke tungkai pada kakinya. Kebanyakan penderitanya itu menderita nyeri, kemudian bungkuk, dan ada gangguan rasa atau gangguan gerak,” papar Dr. Komang.

osteoarhtritis
osteoporosis

Harus Tetap Aktif Bergerak

Menurut Dr. Komang, gaya hidup di jaman modern saat ini, bisa semakin mempercepat proses degeneratif, jika tidak diimbangi dengan upaya menjaga kesehatan. Beberapa di antaranya adalah merokok dan minum kopi secara berlebihan. Oleh karena itu, dr. Komang menyarankan para lanjut usia untuk tetap aktif bergerak, untuk tetap menjaga kualitas kesehatan. “Merokok itu mempercepat pengeroposan, sedangkan minum kopi berlebihan menyebabkan eksresi (pembuangan kalsium) lewat kencing lebih banyak. Jadi gaya hidup berpengaruh kepada kualitas tulang, sendi, dan otot.”

Ditambahkan oleh dr. Komang, semakin banyak tulang bergerak, semakin bagus kualitas otot dan sendi., termasuk bagi para lanjut usia. “Yang terpenting adalah tetap bergerak dan tetap melakukan pekerjaan, asal jangan sampai terjatuh. Orang lanjut usia mudah terjatuh karena keseimbangannya sudah berkurang, dan kualitas tulang serta sendinya tidak sebagus saat masih muda,” jelasnya.

Tindakan Preventif

Untuk mencegah terjadinya osteoporis maupun osteoarthritis atau radang sendi, hendaknya selalu melakukan olahraga yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tubuh.  Tindakan preventif ini dilakukan sejak awal atau sedini mungkin untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih lanjut. “Kalau bukan atlet atau non-profesional, selalu saya sarankan ambil olahraganya yang low impact seperti bersepeda atau berenang,” tuturnya.

Menurut dr. Komang, dengan rutin melakukan latihan atau olahraga, akan membawa banyak kebaikan untuk sistem gerak tubuh. “Kita berjalan, bergerak, bekerja, semua sistim dalam tubuh akan tergerak. Itulah kenapa orang yang bekerja dengan aktifitas, sistim alat geraknya pasti jauh lebih bagus, dibandingkan dengan orang yang kerjanya duduk berjam-jam. Itu bisa mempengaruhi kualitas persendiannya.”

Penanganan Penyakit Degeneratif

RS Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya memberikan pelayanan medis untuk proses penyembuhan dan perawatan pada penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan osteoarthritis pada lansia.

Salah satunya untuk masalah pada tulang belakang yang diakibatkan karena proses degeneratif. Menurut dr, Komang, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa masalah tersebut disebabkan proses degeneratif, bukan karena penyakit lain. “Karena keluhannya bisa sama. Sakit pinggang, dan beberapa keluhan lainnya. Cuma penyebabnya yang beda. Satu karena proses penuaan atau degenerasi, sedangkan yang satu karena penyakit lain. Karena sering pada orang-orang usia lanjut disertai dengan penyakit lain. Bisa infeksi atau kanker,” papar dr. Komang. 

Untuk mencari tahu penyakit yang diderita tersebut merupakan penyakit degenerasi atau bukan, maka bisa dilakukan melalui pemeriksaan lain atau pemeriksaaan tambahan seperti radiologi dan pemeriksaan laboratorium. Hal itu dilakukan untuk menegakkan diagnosis, yang kemudian akan dijadikan dasar untuk  menentukan pilihan tindakanapakah diperlukan prosedur pembedahan atau tidak.

Ditambahkan oleh dr. Komang, untuk penanganan spinal aging, ada dua hal lain yang juga harus dipastikan. Sudah berapa lama sakitnya, dan  sudah pernah diobati atau belum.

“Jika sudah pernah dirawat, diobati, dan tidak kunjung membaik, maka diperlukan tindakan operasi. Tindakan operasi yang akan dilakukan disesuaikan dengan lokasinya di mana. Apakah di tulang atau sendinya? Perlu distabilkan atau tidak. Jika stabil tetapi ada penyempitan, biasanya kita pilih tindakan minimalis. Tapi kalau tulang atau sendinya tidak stabil, maka harus dilakukan tindakan stabilisasi.”

Penanganan Sedini Mungkin

Pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh pasien dengan penyakit degeneratif adalah, kapan harus dilakukan operasi?

“Pertama, jika pengobatan dengan konsep tanpa operasi yang dilakukan gagal. Kedua, jika penyakit degeneratif itu disertai dengan gangguan fungsi misalnya keluhan kencing, buang air besar, jempol atau kaki tidak bisa bergerak, itu harus operasi,” jelas dr. Komang.

Diakui dr. Komang, operasi pada tulang belakang yang sering dilakukan pada lansia akibat proses degeneratif memang bukan perkara mudah. Namun begitu, dr. Komang menjelaskan bahwa risiko-risiko tersebut dapat diminimalisir dengan teknologi dan dokter ahli yang menangani. “Jadi kita harus lihat dari hasil klinisnya apa, pemeriksaan radiologi, hasil laboratorium, sakitnya apa, baru kita customized, disesuaikan dengan kebutuhan pasien, karena alat yang dipasang atau alat yang digunakan berbeda antara pasien A, pasien B, pasien C ,” jelas dr. Komang. “Orang sering keliru, takut operasi tulang belakang misalnya karena takut berisiko lumpuh dan macam-macam. Tidak perlu takut, jika memang itu harus dilakukan. Risiko selalu ada, tapi bagaimana meminimalkan risiko tersebut itu yang terpenting.”


promo-sooc.jpg

SURABAYA ORTHOPEDIC OSTEOPOROSIS CLUB RS. Orthopedi dan Traumatologi Surabaya

Banyak orang tidak menyadari jika osteoporosis atau penyakit keropos tulang adalah silent killer karena osteoporosis hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas. Sering kali osteoporosis diketahui ketika sudah parah hingga terjadipatah tulang.

Osteoporosis merupakan kondisi dimana terjadinya penurunan kepadatan tulang yang terjadi secara progresif (terus menerus) sehingga tulang menjadi rapuh yang pada akhirnya mudah retak atau patah. Bagian tulang yang sering mengalami retak atau patah diantaranya tulang belakang, panggul, kaki, dan pergelangan lengan. Osteoporosis juga bisa berpotensi menimbulkan cacat permanen dan bahkan kematian karena patah tulang. Penyakit ini disebut juga sebagai ”Silent Disease” karena penderita tidak merasakan adanya tanda-tanda atau gejala timbul.

RS Orthopedi & Traumatologi Surabaya dalam 6 tahun terakhir, mencatat lebih dari 35 ribu pasien yang datang  karena osteoporosis dengan rata-rata berusia 50 s/d 80 tahun dan hanya 13% datang dengan keluhan patah tulang, selebihnya diketahui pada saat  melakukan  pemeriksaan. Peningkatan pasien osteoporosis di RS Orthopedi & Traumatologi Surabaya berkisar antara 10% s/d 11% tiap tahun, maka menggerakkan RS Orthopedi & Traumatologi Surabaya untuk membentuk Surabaya Orthopedic Osteoporosis Club yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang osteoporosis kepada masyarakat di wilayah Surabaya khususnya para wanita atau pria yang berusia diatas 35 tahun untuk mengajak hidup bebas osteoporosis, menjadikan diri lebih sehat dan bugar di hari tua dengan melakukan senam rutin osteoporosis.

Kegiatan senam osteoporosis

Keuntungan yang didapat oleh para peserta Surabaya Orthopedic Osteoporosis Club selain melalukan kegiatan senam rutin osteoporosis, para anggota osteoporosis club juga akan mendapatkan:

  • Pemeriksaan fisik seperti tensi darah, berat badan, tinggi badan, dan skrining osteoporosis dengan menggunakan metode FRAX (khusus untuk usia diatas 40 tahun)
  • Mendapatkan tips makanan sehat baik untuk pencegahan dan penderita osteoporosis yang diberikan setiap minggu oleh Ahli Gizi RSOT
  • Mendapatkan makanan sehat beserta informasi gizi yang disampaikan oleh Ahli Gizi RSOT setiap satu bulan sekali
  • Mendapatkan GIFT VOUCHER untuk 1 kali FREE konsultasi dengan dokter spesialis orthopedi dan traumatology
  • Mendapatkan GIFT VOUCHER potongan 20% untuk pemeriksaan laboratorium osteoporosis
  • Mendapatkan GIFT Voucher menarik lainnya
  • Mendapatkan edukasi kesehatan baik secara langsung maupun melalui seminar
  • Mendapatkan manfaat menarik lainnya apabila mengikuti program senam secara rutin.
Panitia dan para anggota SOOC

 Informasi & pendafataran
 Customer Care RS Orthopedi & Traumatologi Surabaya
 Emerald Mansion TX-10 Citraland Surabaya
 031 57431574/081336621957 

kopi-decaf.jpg

Tak sekedar minuman, ngopi telah menjadi budaya dan bagian kehidupan masyarakat. Bahkan, ngopi  telah menjadi sarana sosialisasi dan bukti eksistensi diri. Namun, yang harus disadari ada risiko kesehatan yang mengintai dari asupan kafein berlebih. Sampai sejauh mana ngopi masih masuk batas aman ?

Selain usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat trauma, kelainan hormonal, atau jenis-jenis penyakit ganas tertentu, ada beberapa gaya hidup yang dapat menjadi pencetus terjadinya osteoporosis. Salah satunya adalah asupan kafein yang berlebih yang biasanya didapat dari mengkonsumsi terlalu banyak kopi.

Menurut dr. Henry Ricardo, Sp.OT salah satu dokter RS Orthopedi & Traumatologi Surabaya (RSOT), kafein seperti yang ada pada kopi memiliki efek meningkatkan pengeluaran kalsium tulang. “Kalau masih satu cup sehari, bolehlah. Tapi kalau empat atau lima cup sehari, itu akan berpengaruh pada kesehatan tulang”, ujarnya.

Perbedaan tulang normal dan tulang yang mengalami keropos (osteoporosis)

Yang menjadi masalah kafein juga memiliki efek kecanduan, sehingga orang yang memiliki kebiasaan ngopi harus berusaha ekstra keras untuk keluar dari kebiasaan tersebut dan beralih pada pilihan yang lebih sehat.

Dikutip dari United States Department of Agriculture (USDA), kandungan kafein dalam 100 gram kopi mencapai 40 mg. sementara kopi jenis espresso lebih tinggi lagi: 212 mg dalam 100 gram-nya.

Lalu, seberapa banyakkah kafein yang boleh kita konsumsi setiap harinya? Menurut ahli gizi dari RSO, jawabannya akan berbeda untuk tiap-tiap orang tergantung kondisi masing-masing. “Batasan seberapa banyak asupan kafein yang diperoleh untuk kita konsumsi tergantung beberapa faktor, termasuk riwayat sakitnya. Misal punya diabetes, dll. Tapi kalau orang normal batasan asupan maksimal kafein perhari adalah sekitar 200 mg”, ujarnya. Kafein berlebih akan juga mempercepat osteoporosis jika tidak dibarengi dengan konsumsi kalsiumj yang cukup.


tulang-kuat.png

Osteoporosis merupakan kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya masa tulang. Khususnya kalsium yang terjadi pada waktu lama. Untuk mengatasi terjadinya osteoporosis dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti asupan gizi seimbang yang yang terkait dengan pembentukan tulang seperti  kalsium, vitamin D, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur.

Seiring dengan bertambahnya umur, terjadi beberapa penurunan fungsi tubuh kita seperti penurunan penyerapan kalsium pada usus, penurunan kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D, penurunan efisiensi ginjal dalam mempertahankan kalsium yang dapat menyebabkan kehilangan kalsium dalam urin, penurunan kapasitas ginjal untuk mengubah vitamin D menjadi bentuknya yang paling aktif (1,25-dihidroxy-vitamin D). Pada orang tua kulit menghasilkan vitamin D 4x lebih sedikit bila terkena sinar matahari, dibandingkan dengan orang muda.

Banyak orang memahami peran kalsium untuk kesehtan tulang mereka, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa produk susu bukan satu-satunya sumber untuk mendapatkan kalsium yang baik. Pedoman  makan sehat menyarankan Anda mengonsumsi sebagian besar kalsium dari sumber tanaman, bukan dari susu. Karena susu juga memiliki tinggi lemak jenuh yang menyebabkan penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan beberapa penyakit degeneratif lainnya.

Beberpa sumber kalsium yang berasal dari nabati antara lain: bayam, kangkung, brokoli, produk kedelai dan kacang-kacangan. The American Heart Association telah menerbitkan studi yang menunjukkan bahwa lebih baik orang menyerap kalsium dari sumber nabati daripada kalsium non nabati.

Bukan hanya kalsium untuk membantu memperkuat tulang beberapa vitamin juga berperan penting dalam membantu memperkuat tulang, seperti vitamin D dan vitamin K. Vitamin D adalah vitamin yang membantu untuk kesehatan tulang. selain itu penelitian telah menemukan bahwa vitamin K memiliki peran penting dalam membangun tulang. vitamin K adalah vitamin larut lemak yang sangat penting untuk fungsi beberapa protein penting dalam pembentukan darah. Hal ini juga pengting dalam meningkatkan kemampuan mineral untuk mengikat bersama-sama tulang pembentuk.


Copyright by Surabaya Orthopedi 2021

WhatsApp Live Chat