Banyak di antara masyarakat yang tidak menyadari bahwa tulangnya sudah keropos dan baru datang ke rumah sakit dalam kondisi tulang yang retak atau patah. Padahal, dengan tindakan prefentif atau pencegahan, sebenarnya osteoporosis dapat dicegah atau diminimalisir. Apa saja yang bisa dilakukan?
Tulang adalah anggota
tubuh yang sangat vital, karena berfungsi untuk menyangga tubuh. Untuk itu,
menjaga tulang agar tetap sehat merupakan hal yang sangat krusial. Asupan
kalsium yang cukup mutlak diperlukan untuk memastikan bahwa tulang tetap dalam
kondisi yang baik.
Berita baiknya, kita
diberi kesempatan untuk dapat menabung kalsium hingga sekitar umur 35 tahun.
Dengan tabungan kalsium yang cukup, saat memasuki usia 35 tahun ke atas, dimana
penyerapan kalsium pada tulang sudah berangsur berkurang, pengeroposan tulang
bisa dihindari atau diminimalisir.
”Jadi harus dipastikan
bahwa sejak dari kandungan, masa perkembangan, hingga dewasa, asupan kalsium
kita tercukupi,” ujar dr. Henry Ricardo
Handoyo, Sp. OT., MBiomed ketika ditemui majalah Orthopedi di ruang praktiknya di Rumah Sakit
Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya.
Namun dr. Henry juga meminta masyarakat
tidak salah persepsi dengan ajakan untuk menabung kalsium sedari dini.
Menurutnya, menabung kalsium bukan berarti mengkonsumsi asupan kalsium secara
ekstrim, karena manusia sudah memiliki takaran kebutuhan kalsium per hari. Jika
asupan kalsiumnya berlebih, maka akan dibuang lewat air seni
atau buang air besar.
”Jadi harus bijak juga.
Kalau bisa dibuang saja sih tidak masalah. Tapi kelebihan kalsium mungkin juga menimbulkan efek
samping. Misalnya untuk jantung, karena kalsium juga berfungsi
untuk kontraksi otot, sehingga estabilitas jantung terlalu meningkat. Mungkin
juga berimbas ke ginjal yang jadi terbebani, karena kalsium ini kan diekskresi lewat ginjal,” terangnya. ”Orang
dewasa membutuhkan 1.200 mg – 1.300 mg kalsium per hari. Tidak perlu setiap
makan dihitung miligram kalsiumnya, nanti malah repot. Intinya, tiap hari minum
susu, makan buah, sayur, itu sudah bagus.”
Beberapa makanan yang
tinggi akan kalsium yang cukup memenuhi kebutuhan kalsium antara lain ialah susu
dan turunannya memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi, seperti yogurt,
dan keju yang menurut penelitian memiliki kandungan kalsium paling tinggi.
Sumber kalsium terbaik juga bisa
didapat dari buah dan sayur. Ada empat sayuran yang memiliki kalsium tinggi,
yakni sawi, bayam, lobak hijau, dan kubis. Sementara dari buah, jeruk, pisang, stroberi, dll.
Menurut dr Henry, selain susu, sumber kalsium terbaik juga bisa
didapat dari vitamin D yang merupakan ”best friend” dari kalsium.
Beberapa makanan yang mengandung vitamin D adalah ikan-ikan dari laut dalam
seperti salmon, tuna, sarden, dll.
REKOMENDASI UNIVERSAL TERHADAP
PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
Dunia kedokteran memiliki rekomendasi yang bersifat universal berkaitan dengan pencegahan osteoporosis. Ada lima poin yang tertera dalam rekomendasi tersebut:
- Mencukupi Asupan Kalsium dan Vitamin D
Seperti
yan telah dijelaskan di atas, mencukupi asupan kalsium dan vitamin D adalah hal
yang sangat mendasar pada pencegahan osteopororosis. Masyarakat juga disarankan
meningkatkan kewaspadaan pada kondisi-kondisi tertentu, utamanya bagi wanita
yang memasuki masa menopause, dimana pada masa itu akan terjadi pengurangan
masa tulang secara masif berkaitan dengan menurunnya hormon estrogen secara signifikan dan berpengaruh pada metabolisme tulang.
Olahraga
juga sangat penting dilakukan untuk penguatan otot, karena ototlah yang
menggerakkan tulang. Tulang juga baru dapat membentuk sel-selnya atau remodeling
jika digerakkan. Untuk pencegahan, olahraga yang bisa dilakukan minimal
adalah jalan kaki, yang bisa dilakukan dengan intensitas tiga kali seminggu
dengan durasi 30 menit. Mereka yang berusia muda bisa melakukan olahraga yang
lebih high impact seperti aerobic, lari, basket, dll. Sementara yang
berumur lebih tua disarankan melakukan olahraga yang low impact seperti
berjalan, taichi, dll.
Olahraga
yang dijelaskan di atas, juga berkaitan dengan meminimalisir risiko jatuh.
Selain itu, hal-hal non-teknis seperti memastikan kondisi rumah dalam keadaan
yang baik (tidak licin, tidak ada kabel berserakan di bawah, dll) juga
diperlukan. Sebab, jatuh adalah hal yang benar-benar harus dihindari, apalagi
jika sudah masuk dalam fase osteopenia (pra-osteoporosi). Mereka telah masuk
fase osteopenia atau osteoporosis memiliki risiko patah tulang yang lebih besar
dibanding mereka yang kondisi tulangnya baik.
Ada
beberapa kebiasaan yang wajib dihindari untuk mencegah pengeroposan tulang.
Beberapa diantaranya adalah tidak merokok dan
meminum alkohol, karena keduanya jelas-jelas merusak tulang. Konsumsi
terhadap protein yang berlebih, biasanya dari daging-daging juga sebaiknya
dihindari, karena akan meningkatkan suasana asam di tubuh. Terlalu banyak kopi
dan minuman soda juga tak baik untuk tulang.
Hal
terakhir yang direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan terhadap
osteoporosis adalah pemeriksaan Bone Mass Density (BMD) atau pemeriksaan
massa kepadatan tulang yang dilakukan dengan alat yang bernama Dexa. Wanita
yang telah memasuki menopause, pria berumur sekitar 60 tahun, mereka yang
memiliki penyakit yang disebabkan oleh keganasan seperti tumor, kanker,
gangguan liver, ginjal, dl disarankan untuk melakukan pemeriksaan BMD.