Please wait...



Blog

CLASSIC LIST

young-lady-suffering-from-shoulder-pain-green-shirt-looking-uncomfortable-1-scaled.jpg

Sahabat ortho, sendi bahu merupakan sendi bola dan rongga yang terdiri dari 3 buah tulang. Tulang tersebut yaitu tulang lengan bagian atas, tulang belikat dan tulang selangka yang disokong oleh ligamen, tendon, otot agar posisi tetap stabil. Tahukah Anda bahwa bahu memberikan rentang gerak terbesar dalam tubuh kita. Ia memungkinkan kita untuk mengangkat dan memutar lengan ke segala arah. Dan untuk membantu kita menggerakkan bahu, sendi dibantu oleh cairan yang bernama cairan synovial yang melumasi kapsul bahu sendi.

Jika kapsul pada bahu menebal dan menjadi lebih kaku kencang serta berkurangnya cairan sinovial pada sendi maka dapat menyebabkan kekakuan pada bahu. Kondisi inilah yang dimaksud dengan Frozen Shoulder.

Frozen Shoulder atau Adhesive Capsulitis adalah gangguan yang terjadi di area bahu berupa rasa kaku dan nyeri. Kondisi ini menyebabkan terbatasnya pergerakan bahu hingga terkadang tidak dapat digerakkan sama sekali. Kondisi ini biasanya berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun dan jarang kambuh di lokasi yang sama.

Bagaimana Gejalanya?

Dilansir dari Mayo Clinic gejala utama Frozen Shoulder  adalah rasa sakit dan kekauan yang menyebabkan bahu sangat suilt digerakkan atau bahkan tidak bisa digerakkan sama sekali. Gejala ini muncul dan biasanya terbagi menjadi 3 tahap, setiap tahapan berlangsung dalam beberapa bulan.

Berikut 3 tahapan gejala Frozen Shoulder :

  1. Freezing Stage

Nyeri setiap kali bahu digerakkan sehingga menyebabkan rentang gerak bahu terbatas. Tahap ini berlangsung sekitar 6 – 9 bulan.

  1. Frozen Stage

Nyeri berkurang, tetapi bahu semakin kaku dan sulit untuk digerakkan. Tahap ini berlangsung sekitar 4 – 12 bulan.

  1. Thawing Stage

Rentang gerak bahu membaik yang berlangsung selama 6 bulan sampai 2 tahun.

Apa Penyebabnya?

Belum diketahui pasti penyebab dari Frozen Shoulder. Namun ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami Frozen Shoulder. Diantaranya :

  1. Berjenis kelamin perempuan
  2. Berusia 40 tahun keatas
  3. Menderita penyakit sistemik seperti diabetes, Parkinson, TBC, penyakit jantung, dan gangguan hormone tiroid (Hipertiroid dan Hiptiroid).
  4. Mengalami imobilitas (tidak dapat bergerak) dalam waktu yang lama, misalnya akibat stroke, patah tulang pada lengan, pemulihan pasca operasi, cedera pada rotator cuff (otot pada bahu)

 

Bagaimana Diagnosis Frozen Shoulder?

Dirangkum dari HealthLine, langkah awal yang dilakukan adalah dengan melihat riwayat medis dan pemeriksaan fisik penderita. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat seberapa nyeri yang dirasakan dan untuk melihat jangkauan gerak pasien akibat frozen shoulder.

Beberapa pemeriksaan diagnostik mungkin juga diperlukan. Dokter akan melakukan pemindaian resonansi magnetik (MRI). Rontgen mungkin juga diuperlukanuntuk memeriksa radang sendi atau kelainan lainnya. Anda mungkin memerlukan artrogram untuk rontgen, yang melibatkan penyuntikan pewarna ke sendi bahu Anda sehingga dokter dapat melihat strukturnya.

Pengobatan Frozen Shoulder :

  1. Obat-obatan

Obat-obatan yang akan diberikan oleh dokter bertujuan untuk meredakan nyeri dan peradangan yang terjadi (Contoh ; aspirin dan ibuprofen). Jika nyeri terus terjaid, mungkin dokter akan memberikan suntikan kortikosteroid ke area bahu yang bermasalah.

  1. Rehabilitasi Medik (Fisioterapi)

Terapi fisik bertujuan untuk mengembalikan jangkauan lengan semaksimal mungkin. Selama sesi fisioterapi, dokter juga akan melakukan TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation). TENS adalah terapi listrik yang dilakukan dengan menghantarkan arus listrik kecil melalui elektroda yang ditempelkan di kulit. Arus listrik tersebut bertujuan untuk menghambat impuls saraf yang menyebabkan rasa nyeri.

Selain terapi tersebut, pasien juga bisa melakukan kompres dingin pada bahu selama 15 menit di rumah dan lakukan beberapa kali dalam sehari. Hal ini dinilai cukup efektif untuk meredakan nyeri pada bahu.

  1. Perawatan Mandiri

Perawatan Mandiri sangat membantu mempercepat pemulihan. Diantaranya menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter, rutin berolahraga, ikut bimbingan dan ahli fisioterapi atau mengompres bahu yang nyeri dan kaku dengan menggunakan es batu. Kuncinya adalah, Anda mampu mempertahankan gerak bahu, sehingga Anda sangat dianjurkan untuk rutin melakukan rangsangan gerak bahu.

  1. Operasi

Operasi dilakukan jika konsumsi obat, fisioterapi dan perawatan mandiri tidak efektif membuat keluhan membaik. Tindkaan ini bertujuanuntuk melonggarkan beberapa jaringan ikat di sekitar bahu dan biasanya operasi dilakukan dua kali. Operasi pertama disebut manipulasi, sedangkan operasi kedua akan menggunakan alat arthroscopy untuk memotong jaringan parut.

erasi dilakukan jika konsumsi obat, pengobatan alternatif, dan perawatan mandiri tidak membuat frozen shoulder membaik. Tindakan ini bertujuan untuk melonggarkan beberapa jaringan ikat di sekitar bahu dan biasanya operasi dilakukan dua kali. Operasi pertama disebut manipulasi di bawah anestesi, sedangkan operasi kedua menggunakan arthroscopy untuk memotong jaringan ketat dan parut. Kedua operasi ini dilakukan pada waktu yang bersamaan.

Bagaimana Pencegahannya?

Dikutip dari Cleveland Clinic, menjalani fisioterapi setlah mengalami cedera pada bahu yang menyebabkan bahu teras sakit dapat membantu mengurangi risiko terkena Frozen Shoulder. Selain itu, fisioterapi juga disarankan untuk segera dilakukan oleh penderita yang mengalami stroke untuk mencegah kekaukan pada sendi bahu dan sendi lain yang mungkin terdampak.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anda atau keluarga anda mengalami gejala yang telah disebutkan diatas, maka segera periksakan ke dokter spesialis orthopedi dan traumatologi terdekat anda. Konsultasikan keluhan seputar kesehatan tulang, otot, sendi anda ke dokter spesialis orthopedi terdekat anda atau ke dokter spesialis orthopedi dan traumatologi di Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya.

Poli Orthopedi dan Traumatologi Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya buka setiap hari (Senin – Minggu), tanggal merah TETAP BUKA.

IGD, Ambulance, Farmasi, Radiologi, Laboratorium 24 Jam.

Informasi dan pendaftaran :

(031) 574 31 574 / 574 31 299
Whatsapp 0813 3662 1957 / 0813 3787 3131

IGD dan Ambulance :

(031 574 31 574 / 574 31 299 ext 118

Whatsapp 0823 3765 5500

RS Orthopedi dan Traumatologi Surabaya
– Your Bone and Joint Solution –

References :

MayoClinic. Diakses pada 2022. Frozen shoulder.

Healthline. Diakses pada 2022. Frozen Shoulder. 

Medscape. Diakses pada 2022. Adhesive Capsulitis (Frozen Shoulder).

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Frozen Shoulder

Image :

https://www.freepik.com/free-photo/young-lady-suffering-from-shoulder-pain-green-shirt-looking-uncomfortable_15330814.htm#page=4&query=shoulder%20pain&position=31&from_view=search


dr.-Theri-edit.jpg

Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Surabaya hand upper limb and microsurgery merupakan dokter spesialis orthopedi yang menangani konsultasi, pemeriksaan, tindakan operasi, dan rehabilitasi pada pasien yang mengalami cedera pada area tangan hingga bahu. Dokter orthopedi akan menentukan rencana pengobatan sesuai dengan keluhan pasien.

Sebagai contoh, Ketika terjadi kerusakan besar pada bagian jari misalnya jari tangan terputus, dibutuhkan bedah mikro atau microsurgery untuk merekonstruksi atau menyambung Kembali komponen kecil yang rusak. Untuk melakukan tindakan microsurgery, diperlukan keahlian dan ketelitian yang sangat tinggi saat operasi, dokter ahli hand upper limb and microsurgery sudah terlatih untuk mengenali komponen-komponen kecil pada tangan dan memperbaikinya secara detail.

Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi ahli hand upper limb and microsurgery bisa menangani pasien dari berbagai usia. Kondisi yang bisa ditangani oleh dokter spesialis orthopedi dan traumatologi ahli upper limb and microsurgery, meliputi :

  1. Cacat lahir pada area tangan
  2. Osteoarthritis atau rheumatoid arthritis pada pergelangan tangan atau bahu yang menyebabkan kerusakan dan perubahan struktur jaringan tangan
  3. Cedera yang menyebabkan jari/jemari atau tangan terputus total
  4. Carpal Tunnel Syndrom (CTS)
  5. Cedera saraf atau tendon tangan
  6. Kista ganglion di pergelangan tangan
  7. Tumor tangan
  8. Tennis elbow

Tindakan yang dilakukan oleh dokter orthopedi dan traumatology ahli hand upper limb and microsurgery adalah :

  1. Pemeriksaan fisik dan tes penunjang untuk memastikan diagnosis
  2. Operasi dan perbaikan pada tulang, sendi, otot, ligamen, tendon, saraf, serta pembuluh darah di area tangan untuk mengembalikan fungsinya.
  3. Pemasangan gips pada patah tulang tangan
  4. Penggantian sendi pada area tangan
  5. Tindakan amputasi jika kerusakan tidak memungkinkan untuk diperbaiki
  6. Pemberian terapi obat-obatan, termasuk pemberian antibiotik dan pereda nyeri
  7. Perencanaan terapi pemulihan tangan agar pasien bisa beraktivitas seperti semula

Kapan harus menemui dokter spesialis orthopedi dan traumatology ahli hand upper limb and microsurgery?

Anda sangat dianjurkan menemui dokter spesialis orthopedi dan traumatologi ahli hand upper limb and microsurgery jika anda mengalami :

  1. Nyeri otot, sendi, atau tulang di area tangan yang menetap dan tidak membaik setelah beberapa hari
  2. Perubahan bentuk tangan atau jari yang disertai keluhan nyeri atau kaku
  3. Cedera fisik yang menimbulkan nyeri, luka terbuka, kesulitan bergerak, atau disertai patah tulang di area tangan.
  4. Pembengkakan sendi, otot atau jaringan lunak tangan yang disertai nyeri dan panas jika disentuh
  5. Cacat pada tangan yang muncul sejak lahir
  6. Infeksi yang menyebabkan luka terbuka atau abses pada tangan
  7. Kesemutan dan mati rasa di area tangan
  8. Tangan lemah dan tidak bisa digunakan seperti biasa
  9. Luka yang sangat dalam pada jari atau jari terpotong

Jika anda mengalami cedera atau keluhan pada area tangan bahu, jangan khawatir !

Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi Surabaya memiliki dokter spesialis orthopedi dan traumatologi subspesialis hand upper limb and microsurgery ;

Theri Effendi, Sp.OT (K) Hand Upper Limb and Microsurgery

Jadwal Praktek :

Senin dan Kamis   : 17.00 – 19.00

Selasa dan Jumat  : 15.00 – 17.00

Rabu dan Sabtu     : 13.00 – 15.00

Minggu                    : By Appointment

Appointment :

(031) 574 31 574 / 574 31 299

Whatsapp : 0813 3662 1957 / 0813 3787 3131

 

Referensi :

https://www.alodokter.com/ketahui-peran-dokter-ortopedi-ahli-hand-and-microsurgery-di-sini

What Is an Orthopedic Doctor and How Can They Help You? (2020), from: https://www.healthline.com/find-care/articles/orthopedists/what-is-an-orthopedic-doctor#insurance-coverage   


TULANG-SEHAT-BUAH-HATI-KUAT.jpg

Masa anak-anak memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan kepadatan tulang. Pada periode ini ukuran dan kekuatan tulang meningkat signifikan. Saat usia sudah mencapai 20 tahun, pergantian tulang akan cenderung berhenti atau melambat.

Tulang sehat sangat penting untuk proses tumbuh kembang buah hati. Dengan tulang yang kuat anak bisa melakukan aktivitas apapun yang ia sukai. Membentuk  tulang sehat sejak dini mampu mencegah kerapuhan atau gangguan tulang di kemudian hari.

Tips Membentuk Tulang Sehat Bagi Buah Hati

Menjaga Kesehatan tulang buah hati sangat baik untuk mendukung proses tumbuh kembangnya. Agar tulang buah hati sehat, yuk bunda ikuti beberapa tips berikut ini:

  1. Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium
    Kalsium merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh mulai anak-anak hingga dewasa. Selain bermanfaat untuk mencegah pengeroposan tulang, kalsium juga dibutuhkan tubuh untuk menunjang fungsi saraf dan membantu kontraksi otot-otot. Bunda dapat mengolah sumber kalisum seperti bayam, kacang kedelai, ikan salmon, sarden dan susu sebagai menu sehari-hari buah hati.
  2. Batasi Minuman Manis
    Mengkonsumsi minuman manis yang mengandung pemanis buatan atau gula dalam jumlah besar meningkatkan berbagai resiko bagi Kesehatan tubuh, salah satu dampaknya adalah mengganggu penyerapan kalsium. Tubuh yang kekurangan kalisum menyebabkan tulang mudah keropos. Bunda sebaiknya memenuhi asupan buah hati dengan konsumsi jus buah dan air putih. Selain segar dan menyehatkan, juga banyak mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
  3. Ajak Buah Hati Berjemur
    Vitamin D merupakan salah satu zat pembentuk tulang. Peran utama vitamin D dalam tubuh adalah membantu penyerapan kalsium dan fosfor ke dalam tulang. Kekurangan vitamin D menyebabkan tulang menjadi rapuh, sehingga rawan terkena osteoporosis Ketika dewasa. Bunda jangan ragu untuk rajin mengajak buah hati berjemur. Sinar matahari tidak hanya bermanfaat untuk menguatkan tulang, namun juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Cukup berjemur selama 10 – 15 menit antara pukul 06.00 sampai dengan 08.00. Sinar matahari kuat untuk menembus pakaian. Pastikan seluruh tubuh mendapat paparan sinar matahari untuk merangsang pembentukan Vitamin D.
  4. Banyak Aktivitas Fisik
    Selain mengkonsumsi makanan sehat, ajak buah hati dengan melakukan aktivitas fisik ya bunda. Aktivitas ini sangat bermanfaat untuk pemadatan tulang. Bunda dapat mengajak buah hati bermain 4L yaitu lari, lonjat, lompat dan lempar. Aktivitas ini dapat dilakukan selama 60 menit sehari. Tapi pastikan tempat bermain aman ya Bunda. Agar buah hati terhindar dari cedera.

Pastikan bunda selalu mengukur tinggi dan berat badan buah hati ya. Untuk memastikan pertumbuhan dan Kesehatan tulangnya baik. Bila buah hati terlihat lebih pendek dari teman sebayanya, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter untuk memeriksakan kondisi tumbuh kembangnya.

 

Dr. Anggita Dewi, Sp.OT
Jadwal Praktik
Senin – Jumat : 10.00 – 14.00
Sabtu : 14.00 – 19.00
Minggu : 11.00 – 14.00

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-metabolik/page/2/tips-pembentukan-tulang-kuat-pada-anak-anak

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-gangguan-metabolik/pembentukan-tulang-sejak-dini

https://www.haibunda.com/parenting/20181019185931-61-27189/manfaat-aktivitas-fisik-untuk-pertumbuhan-tulang-anak


CTS.jpg

 

Pernahkah Anda merasakan nyeri atau kesemutan pada area tangan ketika sedang bekerja di depan computer? Jangan abaikan, bisa jadi itu merupakan gejala awal Carpal Tunel Syndrome (CTS)

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah kondisi tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, nyeri atau lemah. Kondisi ini terjadi akibat saraf di dalam lorong pergelangan tangan sedang tertekan. Saraf tersebut adalah saraf yang mengontrol gerakan jari. Tekanan pada saraf tersebut menyebabkan ketidaknyaman pada tangan, sensasi ini dapat menjalar dari pergelangan tangan sampai ke lengan.

Gejala CTS bervariasi, umumnya seiring berjalannya waktu terjadi mati rasa pada pergelangan tangan. Cengkraman tangan menjadi lemah, menyebabkan sulit melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti memegang benda-benda kecil, memegang buku, menulis atau mengetik pada computer. Untuk para pekerja membuat gerakan sama dengan lengan, tangan, atau pergelangan tangan secara berulang-ulang dapat meningkatkan factor resiko CTS. Seperti pekerja yang menggunakan computer, penjahit, musisi dan mekanik. Hobi seperti berkebun dan bermain golf juga dapat meningkatkan resiko.

Untuk pekerja jika dirasa sudah terlalu banyak melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, sebaiknya istirahatkan tangan dan sempatkan melakukan peregangan otot disela-sela aktivitas. Contoh sederhana gerakan peregangan otot;

·  Angkat satu lengan sejajar bahu

·  Tekuk pergelangan tangan ke belakang (seperti membuat tanda “STOP”)

·  Gunakan tangan lainnya untuk menarik telapak ke belakang sampai lengan merasakan tarikan dibagian bawah

·  Tahan selama 15 detikLakukan bergantian dengan tangan yang lain selama 5 kali untuk mengurangi ketegangan otot-otot tendon di sekitar tangan

CTS tidak memerlukan pengobatan khusus, karena bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan. Namun tidak menutup kemungkinan juga CTS perlu diobati karena sering kambuh dan menganggu aktivitas.

Diagnosis CTS bisa dilakukan melalui pemeriksaan penunjang dengan Foto X-Ray, USG, EMG-NCV dan Laboratorium. Bila CTS diketahui lebih awal, pengobatan non bedah bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit.  Ada beberapa cara yang untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan karena efek CTS, seperti:

  • Menggunakan Wrist Support (Penyangga Pergelangan Tangan)
    Tujuan penggunaan Wrist Support adalah menempatkan pergelangan tangan agar tidak menekuk dan selalu berada di posisi yang lurus.
  • Mengkonsumsi Obat Antiinflamasi Nonsteroid
    Bila CTS dirasa mulai mengganggu dan terasa sakit, mengkonsumsi Ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dalam jangka pendek. Atau bisa juga dengan mengkomsi obat kortikosteroid unutk mengurangi peradangan dan pembengkakan.

Apabila gejala CTS sudah terlalu parah. Pengobatan dilakukan dengan cara operasi. Tujuan dari operasi  ini adalah memotong saraf ligamen untuk menghilangkan tekanan pada saraf median. Ada 2 metode operasi untuk menghilangkan gejala CTS, yaitu:

  • Operasi Terbuka
    Yaitu dengan cara membuat sayatan di telapak tangan diatas carpal tunnel kemudian memotong ligamen untuk membebaskan saraf. Proses penyembuhan ini membutuhkan waktu beberapa bulan.
  • Operasi Endoskopi
    Operasi ini dilakukan dengan memakai kameran kecil (endoskop) untuk melihat bagian dalam carpal tunnel, kemudian ligamen dipotong melalui satu atau dua sayatan kecil di tangan atau pergelangan tangan. Metode ini mampu mempercepat proses penyembuhan.

Segera konsultasikan dengan dokter spesialis orthopedi dan traumatologi apabila mulai merasakan gejala-gejala CTS. Jangan menunda untuk mendapatkan penanganan. Karena CTS yang dibiarkan akan berdampak pada kerusakan saraf.

 

Theri Effendi, Sp. OT (K) Hand, Upper Limb, and Microsurgery
Jadwal Praktik
Senin & Kamis : 17.00 – 19.00

Selasa & Jumat : 15.00 – 17.00

Rabu: 13.00- 15.00

Sabtu : 14.00 – 19.00
Minggu : 11.00 – 14.00

 

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118

 

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/carpal-tunnel-syndrome/symptoms-causes/syc-20355603

https://www.webmd.com/pain-management/carpal-tunnel/carpal-tunnel-syndrome#1


high-heels-high-risk.jpg

Sepatu hak tinggi sudah menjadi trend dalam dunia fashion wanita. Ya, sepatu hak tinggi sudah lazim dipakai saat beraktivitas dan bekerja. Tidak hanya membuat tubuh terlihat lebih tinggi, tetapi juga menunjang kepercayaan diri bagi yang mengenakan. Tapi, pemakaian yang berlebihan ternyata juga tidak baik untuk kesehatan kaki. Bahkan tidak jarang juga menyebabkan cedera.

Pengguna sepatu hak tinggi dalam waktu panjang, akan mengalami hentakan yang lebih keras saat melangkahkan kaki dibandingkan dengan sepatu biasa yang datar. Langkah yang hentakannya lebih keras tersebut dalam waktu lama dapat menyebabkan pengapuran (osteoartritis) sendi lutut, sendi pinggul dan punggung bagian bawah.

Saat mengenakan high heels, tubuh akan menyesuaikan titik pusat gravitasi dalam tubuhnya untuk kompensasi dari tingginya heel pada sepatu. Sehingga tubuh akan lebih kaku dan postur  menjadi tidak natural sehingga otot di tubuh akan menjadi lebih kaku. Demikian juga dengan keseimbangan tentu saja akan menurun.

Lalu apa saja efek negatif yang bisa terjadi dari penggunaan high heels?

1. Plantar fasciitis

Plantar Fasciitis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan dibawah kaki yang membentang dari tumit hingga jari kaki. Jaringan ini berfungsi sebagai peredam getaran dan penyangga kaki. Jika terlalu banyak tekanan pada kaki akan menyebabkan cedera atau robekan. Sehingga terjadi radang dan nyeri pada tumit. Penderita Plantar Fasciitis biasanya tidak merasakan sakit saat beraktivitas, rasa sakit akan timbul ketika selesai beraktivitas.

2. Achilles Tendinitis

Achiles Tendinitis adalah peradangan pada otot tendon Achiles, yaitu urat besar yang ada di pergelangan kaki. Peradangan ini menyebabkan nyeri dan bengkak pada tumit saat berjalan. Jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat beresiko robeknya tendon Achiles. Robeknya tendon Achiles ini akan menyebabkan kaki tidak dapat berjalan.

3. Jari kaki Bengkok

Sepatu hak tinggi memiliki rancangan yang lancip di ujung sepatu. Ketika kaki sering mendapat tumpuan oleh tubuh, akan terjadi kelainan pada jari kaki. Kondisi ini bisa dilihat dengan bengkoknya 3 jari kaki paling tengah. Selain itu juga biasanya muncul benjolan pada ibu jari kaki.

4. Keseleo

Tubuh yang hanya bertumpu pada ujung sepatu yang lancip juga menyebabkan terjadinya resiko jatuh dan mengalami keseleo. Terutama bila pijakan terlalu licin atau tidak rata.

Bila pemakai sepatu hak tinggi mengalami gangguan kesehatan seperti diatas, sebaiknya segera lakukan hal-hal berikut:

  1. Istirahatkan kaki yang mengalami cedera
  2. Jangan memijat pada daerah yang mengalami cedera
  3. Gunakan kompres dingin selama 10-15 menit dua kali sehari.
  4. Gunakan night splint, yaitu alat yang dapat mengistirahatkan kaki dan mengurangi pergerakan kaki saat anda istirahat
  5. Elevasikan kaki (ganjal bantal)

Bila nyeri belum mereda, sebaiknya dibawa berobat ke dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan rontgen. Pada mayoritas kasus, dokter akan menyarankan melakukan fisioterapi untuk mendukung proses penyembuhan dari cedera yang terjadi.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, bila cedera yang dialami cukup berat hingga menyebabkan patah tulang ataupun robekan ligamen yang luas, dapat saja dilakukan tindakan pembedahan sesuai dengan penyebab cedera yang terjadi.

Karena cukup banyak gangguan kesehatan, berikut tips singkat ketika memakai sepatu hak tinggi.

  1. Jika aktivitas setiap hari menggunakan sepatu hak tinggi, sebaiknya pemilihan tinggi hak sekitar 2-3 cm.
  2. Jika dirasa sudah terlalu lama memakai sepatu hak tinggi, jangan lupa untuk selingi dengan pemakaian flat shoes.
  3. Lakukan peregangan pada kaki, untuk melemaskan otot-otot betis hingga jari kaki.

Cermat dalam pemakaian dan pemilihan sepatu hak tinggi akan mengurangi resiko terjadinya cidera pada kaki. Apabila terjadi nyeri dan peradangan secara terus menerus pada kaki, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter spesialis orthopedi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

 

Henry Ricardo Sp.OT

Jadwal Praktik
Senin : 08.00-10.00
Selasa : 17.30-19.30
Rabu : 08.00-11.00
Kamis : 17.30-19.30
Jum’at : 08.00-11.00
Sabtu : 17.00-20.00
Minggu : 08.00-10.00

Informasi Pendaftaran :
RS. ORTHOPEDI & TRAUMATOLOGI SURABAYA
JL. Emerald Mansion TX 10, Citraland – Surabaya
(031) 57431574 / 57431299
IGD : 082337655500 ext 118

 

REFERENSI:
https://spineandsportsmed.com/plantar-fasciitis-bottom-foot-pain/
https://www.mountelizabeth.com.sg/healthplus/article/a-womans-guide-to-achilles-heel


IMG-7574-1200x900.jpg

Tulang belakang sangat penting karena merupakan penyangga utama tubuh. Terdiri dari 33 ruas, setiap ruas pada tulang belakang, mulai leher sampai pinggang bisa mengalami sakit. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai kecelakan, infeksi, proses degenerative, hingga tumor.

Masyarakat awam kerap mengaitkan nyeri pada tulang belakang dengan masalah pada saraf. Ini adalah konsep pemikiran yang kurang tepat, karena sebenarnya bagian yang justru harus diperhatikan adalah tulang dan sendi pada tulang belakang. Sebab, tulang dan sendi ini melindungi dan menjadi penopang saraf. Jika rusak akan timbul sakit karena tulang belakang akan menjepit saraf. Dengan mengembalikan strukturnya, ruang di dalam tulang belakang kembali normal, sehingga saraf terlindungi.

Rumah Sakit Orthopedi & Traumatologi (RSOT) Surabaya menawarkan tindakan minimal invasive untuk penanganan tulang belakang. Tujuannya melakukan tindakan seminimal mungkin namun mendapatkan hasil yang maksimal.

Tindakan minimal invasive menggunakan alat endoskopi khusus untuk tulang belakang, di mana sayatan yang diperlukan hanya sekitar 8 mm, sehingga tidak merusak jaringan di sekitarnya. Bandingkan dengan operasi konvensional dengan luka operasi yang lebar dengan risiko pendarahan dan infeksi yang lebih besar. Rasa sakit paska operasi dan proses pemulihannya juga akan lebih lama.

Bekas luka sayatan

Lewat tindakan minimal invasive, pasien hanya akan dibius local saat operasi. Mereka bisa tetap sadar selama penanganan dan dapat diajak berkomunikasi. Setelahnya, dalam satu atau dua hari, pasien bisa pulang. Dan yang terpenting biaya yang dikeluarkan relative lebih murah. Dalam satu kasus yang sama, tindakan minimal invasive bisa menghemat biaya 1,5 kali lebih murah. Ini karena tidak adanya berbagai macam tindakan yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan saat proses tindakan dan pengobatan paska operasi.

Sebelum melakukan tindakan minimal invasive, RSOT Surabaya akan melalukan pemeriksaan klinis, fisik, radiologi, sampai MRI untuk melihat detail dari sumber permasalahan yang dialami pasien. Dari semua data yang terkumpul, barulah diformulasikan menjadi tindakan minimalis mana yang paling tepat sesuai kasus pasien (tailor made).

Tindakan minimal invasive sudah diterapkan di RSOT Surabaya. Selain peralatan dengan teknologi terkini, tindakan ini juga hanya dilakukan oleh dokter dengan spesialisasi khusus. Apalagi tindakan minimal invasive ini sifatnya customized. Jadi belum tentu pada pasien A dan B tindakannya sama. Karena tindakan yang dilakukan akan tergantung masing-masing kasus atau masalah pada tulang belakang yang dialami pasien.

Prinsip minimal invasive yang diterapkan di RSOT Surabaya yaitu melakukan tindakan seminimal mungkin dengan menjaga struktur jaringan lain agar tidak terkena risikonya. Karena jika tidak, maka saat umur 45 atau 50 penyakitnya bisa saja kambuh, dan dokter akan kesulitan memberikan penanganan lanjutan karena organ tubuh yang lain sudah terlanjur rusak.

Salah satu contohnya adalah pemasangan pen pada tulang belakang. Tindakan ini akan membuat pasien kaku dan susah bergerak. Di RSOT Surabaya, digunakan alat Interspinosus yang bisa memberikan hasil serupa namun tetap membebaskan pasien untuk bergerak leluasa. Dan yang paling penting, pemasangan interspinosus device tersebut dapat dilakukan dengan Teknik minimal invasive, tanpa sayatan lebar, seperti yang umumnya digunakan.

Untuk berbagai maslaah tulang belakang lainnya, RSOT Surabaya juga mengaplikasikan berbagai instrument alat, seperti Micro Endoscopic Discectomy (MED) dan Percutaneous Endoscopic Lumbal Discectomy (PELD) untuk punggung bawah.

Tindakan minimal invasive ini cocok untuk semua umur, terutama orang tua. Karena pengobatan pada kasus degenerative sifatnya mengurangi keluhannya, bukan meremajakan organ tubuh. Pasien juga tidak perlu takut lagi dengan operasi, karena proses yang lebih cepat, pendarahan lebih sedikit, dan jangka waktu pemulihan yang lebih singkat.

Apakah semua gangguan pada tulang belakang bisa ditangani dengan tindakan minimal invasive? Tidak, dokter akan melihat dari kasusnya. Misalkan bagian yang bermasalah ternyata terjadi pada multilevel atau area yang luas pada ruas tulang belakang ataupun sendi, sehingga jangkauan yang harus ditangani cukup lebar. Tapi jika yang bermasalah hanya satu atau dua level, maka bisa dilakukan tindakan minimal invasive.

 

Dr. dr. Komang Agung S, Sp.OT (K) Spine

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Subspesialis Tulang Belakang

Jadwal Praktik:

Senin s/d Jumat       : 11.00 – 16.00

Sabtu                           : 11.00 – 14.00

Minggu                       : Sesuai perjanjian

 

Jl. Emerald Mansion TX-10 Citraland Surabaya

(031) 574 31574/ 57431299

0813 3662 1957

 


pemanasan-sblm-olahraga.jpg

Pemanasan sebelum berolahraga adalah hal yang penting untuk dilakukan, namun tidak sedikit orang yang sering mengabaikannya. Kamu mungkin berpikir bahwa tubuh bisa langsung berolahraga tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Meskipun kamu sudah terampil berolahraga, tubuh tetap perlu menyesuaikan diri sebelum melakukan aktivitas yang lebih berat daripada biasanya.

Tujuan utama melakukan pemanasan sebelum olahraga adalah agar tubuh tidak kaget saat melakukan aktivitas fisik yang berat. Coba bayangkan, otot yang masih dalam kondisi dingin dan rileks, tiba-tiba digunakan untuk berlari kencang. Hal ini meningkatkan risiko mengalami cedera ringan atau kram saat berolahraga.

Oleh sebab itu, lakukan pemanasan terlebih dahulu setidaknya selama 10-15 menit sebelum berolahraga untuk mendapatkan manfaat berikut:

  1. Mencegah Cedera

Pemanasan membuat otot menjadi lebih lentur dan tidak kaku lagi, sehingga ketika melakukan gerakan-gerakan olahraga yang cukup ekstrem, seperti mengangkat beban berat atau melakukan tendangan tinggi, kamu terhindar dari potensi otot kram, cedera, atau bahkan sobek. Otot robek adalah cedera serius yang menyakitkan dan membutuhkan proses pemulihan yang cukup lama.

Jika kamu mengalami cedera setelah berolahraga dan tidak membaik meski sudah dirawat, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

  1. Melancarkan Peredaran Darah

Dikutip dari laman Mayo Clinic, pemanasan yang dilakukan secara bertahap sebelum olahraga dapat meningkatkan sistem kardiovaskular dengan menaikkan suhu tubuh dan meningkatkan aliran darah ke otot-otot. Ketika aliran darah menjadi lebih lancar, maka suplai oksigen tersebar dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga meningkatkan performa dalam berolahraga.

  1. Menjaga Kesehatan Tulang Dan Persendian

Selain mencegah kram otot, pemanasan dapat menjaga tulang dan persendian agar terhindar dari risiko cedera saat berolahraga. Kegiatan ini membantu meningkatkan cairan yang melumasi persendian, sehingga membuat sendi-sendi lebih licin dan fleksibel.

  1. Mengurangi Asam Laktat Pada Tubuh

Kegiatan olahraga meningkatkan asam laktat dalam tubuh. Jumlah asam laktat yang terlalu banyak akan menumpuk di dalam darah dan otot. Meski tidak berbahaya, penumpukan asam laktat dapat menyebabkan nyeri otot dan rasa tidak nyaman selama berolahraga. Melansir dari Healthline, melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan sesudah berolahraga dapat mengurangi kadar asam laktat di dalam tubuh.

  1. Meningkatkan Mental dan Fokus

Pemanasan juga baik untuk meningkatkan kondisi mental dan fokus kamu, agar dapat berolahraga dengan maksimal, sehingga meningkatkan teknik dan keterampilan. Pemanasan dapat membuat fisik dan pikiran menjadi lebih rileks dan tenang. Kondisi yang rileks membuat mental dan fokus lebih terjaga.

Kegiatan olahraga dapat mengakibatkan risiko ringan sampai serius pada tubuh. Jadi, jangan lupa melakukan pemanasan sebelum olahraga untuk mencegah cedera dan hal yang tidak diinginkan lainnya.

 

 

 

 

Sumber :

Why Warming Up and Cooling Down is Important. Tri-City Medical Center. (2016). Retrieved 20 March 2021, from https://www.tricitymed.org/2016/12/warming-cooling-important/.

https://www.halodoc.com/artikel/ini-pentingnya-pemanasan-sebelum-olahraga


osteoartritis.jpg

Osteoarthritis adalah peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan. Osteoarthritis adalah jenis arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi. Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.

Penyakit ini bisa menyerang semua sendi, namun sendi di jari tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung, adalah sendi-sendi yang paling sering terkena. Gejala yang timbul saat mengalami osteoarthritis akan berkembang secara perlahan.

Pengobatan untuk osteoarthritis ditujukan untuk meminimalisir rasa nyeri serta untuk membantu penderitanya bisa beraktivitas dan bergerak dengan normal.

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis

Osteoarthitis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kerusakan ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat tulang rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan.

Kerusakan ini kemudian menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang. Gesekan ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan pada sendi. Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama terjadinya kondisi ini.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoarthritis, antara lain:

  • Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause
  • Mengalami obesitas
  • Mengalami cedera pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang dan sendi
  • Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara terus-menerus, misalnya terlalu sering mengenakan sepatu hak tinggi
  • Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
  • Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis
  • Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi

Gejala Osteoarthritis

Pada tahap awal, penderita osteoarthritis akan merasakan rasa sakit atau nyeri sendi dan kaku pada sendi. Gejala yang ditimbulkan akan berkembang secara perlahan dan menjadi semakin parah seiring waktu. Hal ini akan membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

Selain rasa sakit dan kaku, beberapa gejala lain yang bisa terjadi adalah:

  • Pembengkakan pada sendi
  • Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
  • Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
  • Munculnya taji atau tulang tambahan
  • Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
  • Membengkoknya jari tangan

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, terutama jika keluhan semakin menggangu aktivitas.

Penderita osteoarthritis perlu melakukan kontrol rutin ke dokter. Pemeriksaan rutin ini bertujuan untuk memantau kondisi, kemajuan terapi, serta mencegah komplikasi.

Diagnosis Osteoarthritis

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk melakukan pemeriksaan pada sendi yang terasa nyeri dan mengidentifikasi apakah terjadi pembengkakan serta keterbatasan gerakan sendi.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemindaian dengan Rontgen dan MRI, untuk melihat kondisi tulang dan mendeteksi peradangan pada tulang dan sendi
  • Tes darah, untuk mendeteksi infeksi atau penyebab lain dari peradangan sendi, seperti rheumatoid arthritis
  • Analisis cairan sendi, untuk mengetahui apakah terjadi peradangan atau infeksi pada sendi

Pengobatan Osteoarthritis

Pengobatan osteoarthritis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala agar penderitanya bisa tetap beraktivitas secara normal.

Untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan dokter akan memberikan obat-obatan, seperti:

Selain dengan memberikan obat-obatan di atas, osteoarthritis juga bisa ditangani dengan fisioterapi dan operasi. Berikut penjelasannya:

  • Fisioterapi
    Penderita osteoarthritis dapat menjalani fisioterapi untuk memperkuat otot-otot di sekitar persendian. Cara ini juga bisa meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot, serta mengurangi rasa sakit.
  • Operasi
    Meski jarang dilakukan, operasi bisa dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang rusak agar penderita bisa lebih mudah bergerak. Contohnya adalah total hip replacement pada osteoarthritis panggul dan total knee replacement pada osteoarthritis lutut.

Selain pengobatan yang dilakukan di dokter, penderita osteoarthritis disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Rutin berolahraga
    Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperkuat otot-otot di sekitar persendian, sehingga membuat persendian stabil. Olahraga yang bisa dilakukan antara lain berjalan, bersepeda, berenang, yoga, dan tai chi.
  • Menurunkan berat badan
    Penderita osteoarthritis yang memiliki berat badan berlebihan disarankan untuk menurunkan berat badan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sendi dan bisa mengurangi rasa sakit.

Komplikasi Osteoarthritis

Osteoarthritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Kondisi ini dapat menyebabkan pendeitanya mengalami beberapa komplikasi, seperti:

  • Gangguan tidur.
  • Gangguan kecemasan.
  • Depresi.
  • Osteonecrosis atau avascular necrosis (kematian jaringan tulang).
  • Infeksi pada sendi.
  • Saraf terjepit di tulang belakang.

Pencegahan Osteoarthritis

Osteoarthritis tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat menurunkan risiko penyakit ini dengan beberapa langkah di bawah ini:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Selalu aktif, rajin bergerak, dan berolahraga
  • Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri
  • Melakukan peregangan otot secara rutin
  • Beristirahat dengan cukup dan teratur

terapi-ultrasound.jpg

Disiplin ilmu radiologi adalah “saudara dekat” bagi banyak disiplin ilmu kedokteran lainnya, termasuk kedokteran tulang, sendi, dan jaringan disekitarnya. Dengan bantuan teknologi radiologi terkini seperti yang ada di Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya, dokter dapat membuat diagnosa terhadap penyakit dengan lebih tepat, sehingga penanganannya pun dapat dilakukan dengan lebih efektif.

SALAH satu masalah yang berhubungan dengan tulang, sendi, dan jaringan sekitarnya yang banyak diderita masyarakat adalah gangguan muskuloskeletal, yakni sebuah kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligament, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.

Pada penanganannya, dokter memerlukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan kondisi pasien sehingga dapat melakukan diagnosa dan penanganan yang tepat.

Pada konteks inilah radiologi memegang peranan penting, dimana terdapat berbagai teknologi radiologi yang dapat diterapkan untuk memeriksa lebih detail mengenai kondisi sendi, ligament, otot, saraf, tendon, serta tulang belakang. “Pasien dengan nyeri bahu, misalnya. Dengan kasat mata, dokter tidak bisa tahu apakah itu robek atau radang saja. Nah, disitulah pentingnya pemeriksaan radiologi, mulai dari rontgen, USG, CT Scan, hingga MRI”, ujar Dr. Rosy Setiawati, dr., Sp. Rad (K). “Memang tidak semua pasien dengan keluhan muskuloskeletal harus dilakukan pemeriksaan radiologi, karena setiap kasus memiliki indikasinya masing-masing, dan dokter memiliki pengalaman pemeriksaan. Tetapi pemeriksaan ini banyak digunakan untuk memastikan penyebab keluhan”.

Lebih lanjut dr. Rosy menuturkan, ada beberapa tingkatan pemeriksaan radiologi yang bisa dilakukan untuk membantu diagnosa pada keluhan musculoskeletal. Salah satunya yang merupakan pemeriksaan standar adalah pemeriksaan rontgen. “Muskuloskeletal itu berkaitan dengan tulang, jadi tulangnya harus dipastikan baik-baik saja terlebih dahulu. Jika tidak apa-apa tapi masih bengkak, misalnya harus cari tahu lagi dengan alat lain, ultrasound, CT Scan, MRI, hingga ditemukan masalahnya,” terangnya dr. Rosy.

Menurut dr. Rosy, memang terdapat banyak pemeriksaan radiologi yang bisa dilakukan berkaitan dengan masalah muskuloskeletal. Selain rontgen, salah satu alat yang bisa dipakai adalah ultrasonografi atau biasa disingkat USG.

Teknik pemeriksaan USG memang bukan teknologi baru. Namun, seiring dengan perkembangannya, USG kini tidak hanya digunakan untuk melihat kondisi rahim pada ibu hamil atau organ-organ lainnya di dalam perut, tetapi juga dapat digunakan untuk memeriksa struktur jaringan yang berada di permukaan.

“Jadi USG yang bekerja dengan gelombang suara ini sekarang bukan hanya untuk ibu hamil saja. Tetapi yang berkaitan dengan tulang, otot, atau yang berkaitan dengan muskuloskeletal. Akurasinya cukup tinggi,”jelasnya. “Harga pemeriksaannya juga terjangkau, dan tidak memakan waktu lama, serta nilai diagnostiknya tinggi. Untuk rumah sakit pun menguntungkan, karena tak perlu ruangan besar, bahkan sekarang monitornya bisa menggunakan layar handphone.”

dr. Rosy tidak menampik bahwa USG juga memiliki kelemahan, terutama untuk pemeriksaan pada bagian atau struktur jaringan yang dalam. Untuk itu, radiologi punya banyak pilihan, tergantung dengan kasus atau diagnosa awal dari dokter yang menangani.

“Ada tingkatannya, bisa cukup hanya dengan rontgen, USG, atau perlu CT Scan, MRI. Jadi kalau diperiksa dengan USG tidak tampak ada masalah, belum tentu memang tidak ada masalah. Jadi peran radiologi ini sangat penting dalam penentuan diagnosa dan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh dokter,” ujarnya.

Dokter yang mengikuti fellowship khusus muskuloskeletal di Singapura dan Italia ini juga menekankan pentingnya tenaga ahli dalam penerapan pemeriksaan radiologi. “Selain alat yang lengkap dan teknologi terkini seperti yang ada di RSOT, tenaga ahli juga sangat penting. Jadi bagaimana bidang radiologi yang penuh dengan teknologi alat ini dapat dioperasikan oleh ahlinya, sehingga menghasilkan diagnosa yang tepat,” tutupnya.


Badminton.jpg

  • QUESTION

Selamat siang, dok.

Sebelumnya terima kasih sudah diberi kesempatan untuk bertanya lewat rubrik konsultasi majalah Orthocare ini. Nama saya Eko, 30 tahun. Yang ingin saya tanyakan adalah mengenai ayah saya. Beliau sudah berumur hampir 60 tahun. Tapi sampai saat ini masih sangat aktif berolah raga bulutangkis, yang sudah jadi rutinitas beliau sejak muda.

Masalahnya, saat ini saya sering khawatir karena usia beliau sudah cukup sepuh. Tapi intensitas bulutangkisnya masih sangat sering. Seminggu, bisa dua sampai tiga kali beliau masih berlatih. Yang ingin saya tanyakan, apakah intensitas tersebut tidak berbahaya bagi orang seusia beliau. Gerakan-gerakan apa yang harus dihindari dan bagaimana batas amannya saat bermain bulutangkis? Karena keluarga sudah meminta beliau untuk mengurangi intensitas bermain, tapi beliau tidak mau, karena memang sudah hobi.

Terima kasih jawabannya

Eko, Surabaya

 

  • ANSWER

Yth Tn. Eko

Olahraga memang bisa dilakukan oleh kalangan usia berapapun, baik tua maupun muda. Seberapa tinggi intensitas olahraga yang diperbolehkan tidak semata-mata bergantung pada usia. Usia boleh saja hampir 60 tahun, tapi selama fisik masih mendukung dan tidak ada keluhan yang dirasakan, maka olahraga tersebut boleh dilakukan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kita menua, akan semakin menurun kemampuan fisik kita. Organ-organ tubuh tidak akan luput dari proses penuaan. Sehingga tetap harus lebih berhati-hati bila memasuki usia di atas 50 tahun.

Olahraga yang dianjurkan untuk kalangan usia di atas 50 tahun adalah olahraga low impact, non-kontak, dengan intensitas ringan-sedang. Misalnya jalan kaki, sepeda, berenang, yoga dan jogging.

Badminton memang termasuk olahraga high impact. Sehingga, apabila masih tetap ingin melakukan olahraga ini, disarankan untuk mengurangi intensitas, frekuensi, dan durasinya. Misalnya, badminton 2-3 kali seminggu, maksimal 1 jam, dan sebisa mungkin mengurangi gerakan-gerakan yang eksplosif.

Juga untuk diwaspadai, karena badminton termasuk olahraga overhead, dimana tangan dan siku sering berada lebih tinggi dari bahu, maka rawan mengalami cedera bahu. Untuk menghindarinya, lakukan pemanasan dan peregangan yang cukup, utamanya bahu, selama 10-15 menit sebelum olahraga.

Salam,

dr. Gede Chandra, Sp.OT

 

 

Bagi Anda yang ingin mendapatkan informasi awal mengenai keluhan-keluhan seputar kesehatan tulang dan sendi, dapat mengirimkan pertanyaan kepada para dokter ahli di Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya melalui rubrik Konsultasi. Kirim pertanyaan Anda ke email: rsot@surabayaorthopedi.com Subjek/judul: “TANYA DOKTER”


Copyright by Surabaya Orthopedi 2021

WhatsApp Live Chat